Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Belarus Siap Tempur di Perbatasan Uni Eropa dan Ukraina

Kompas.com - 23/02/2023, 10:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BREST, KOMPAS.com - Di Belarus negara yang tertutup, hanya beberapa kilometer dari perbatasan Uni Eropa, pasukan khusus arahan sekutu Rusia yaitu Presiden Alexander Lukashenko melakukan simulasi perang.

Para tentara Belarus melakukan simulasi pertempuran di hutan, sedangkan pasukan terjun payung di dekatnya berlatih melompat dari pesawat.

Lukashenko memerintah Belarus--negara pecahan Uni Soviet--dengan tangan besi selama hampir tiga dekade dan mendukung intervensi Rusia di Ukraina tahun lalu.

Baca juga: Belarus Mau Berperang Bersama Rusia di Ukraina, Asalkan...

Dia mengizinkan Rusia menggunakan Belarus sebagai landasan peluncuran untuk operasi militernya melawan Ukraina.

Kekhawatiran pun berkembang mengenai apakah Belarus ikut perang.

"Kami siap memenuhi tugas apapun, termasuk yang paling sulit jika kami harus melakukannya," kata Wakil Komandan Pasukan Operasi Khusus Belarus Vadim Lukashevich kepada AFP, dikutip pada Rabu (22/2/2023).

Pasukan di luar kota Brest menjalankan latihan, sebagai bagian dari tur pers yang dikontrol ketat dari Brigade Serangan Udara Pengawal Terpisah ke-38.

Tempat latihan mereka hanya berjarak empat kilometer dari Polandia--anggota Uni Eropa dan NATO--serta 50 kilometer dari Ukraina.

Potret Lukashenko yang berkuasa sejak 1994 dan mengenakan seragam militer dipasang di spanduk saat tentara berlatih di belakangnya.

"Tidak ada tugas yang lebih penting hari ini selain mempertahankan pencapaian kami, rakyat kami, dan tanah kami," adalah kutipan Lukashenko yang dicetak di samping gambarnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan sekutunya, Presiden Belarus Alexander Lukashenko (kanan), dalam pertemuan di Saint Petersburg, Rusia, 25 Juni 2022.SPUTNIK/MIKHAIL METZEL via AFP Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berjabat tangan dengan sekutunya, Presiden Belarus Alexander Lukashenko (kanan), dalam pertemuan di Saint Petersburg, Rusia, 25 Juni 2022.
Dia menampung pasukan Rusia yang tidak diumumkan jumlahnya, tetapi Lukashenko berjanji tidak mengirim tentaranya--diperkirakan antara 60.000-70.000--untuk masuk ke Ukraina.

"Orang-orang Belarus itu damai. Tetapi jika harus, kami akan mempertahankan Belarus," ucap Lukashevich.

Baca juga:

Beberapa pejabat Belarus mengatakan, tentara mereka mendapat manfaat dari kehadiran pasukan Rusia dan mendapatkan pelatihan yang lebih baik.

Selama tur yang hati-hati, AFP diperlihatkan barak tempat tinggal para tentara.

Bendera Belarus hijau-merah menghiasi dinding, beserta slogan patriotik dan potret Lukashenko juga jenderal lainnya.

Di antara ruangan yang berisi deretan tempat tidur logam terdapat ruang kelas, yang menurut para ofisial digunakan untuk berbagai kegiatan termasuk pelajaran ideologis.

Belarus, yang mempertahankan sebagian besar warisan dan institusi Sovietnya, tertutup untuk media asing terutama setelah demonstrasi anti-pemerintah pada 2020.

"Kami tidak menyerang siapa pun," kata pejabat Belarus lainnya. "Tapi jika ada yang menyerang kami, maka..."

Baca juga: Apakah Belarus Akan Ikut Berperang Melawan Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com