PARIS, KOMPAS.com – Kekebalan terhadap Covid-19 dari infeksi sebelumnya berlangsung setidaknya dalam kurun waktu yang sama yang ditawarkan oleh vaksin.
Hal tersebut diungkapkan oleh studi yang dipimpin oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berbasis di AS, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (17/2/2023).
Dalam studi yang dirilis jurnal Lancet tersebut, setelah 10 bulan terinfeksi Covid-19, orang tersebut masih memiliki risiko lebih rendah untuk terinfeksi ulang, rawat inap, dan kematian.
Baca juga: Status Siaga Covid-19 Berakhir, Singapura Cabut Kewajiban Masker di Transportasi Umum
Risiko tersebut turun hingga 88 persen. Kekebalan alami yang disebabkan infeksi Covid-19 tersebut tahan cukup lama seperti yang ditawarkan dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna.
Meskipun demikian, para peneliti menekankan bahwa temuan mereka seharusnya tidak menyurutkan vaksinasi.
Pasalnya, vaksinasi merupakan cara teraman untuk mendapatkan kekebalan.
Para peneliti menyampaikan, temuan tersebut didasarkan pada analisis paling komprehensif tentang berapa lama kekebalan yang tercipta.
Baca juga: Studi China Sebut Tidak Ada Varian Baru Covid-19 di Beijing
Mereka meninjau 65 studi dari 19 negara hingga September 2022, yang berarti beberapa mencakup periode ketika Omicron menyapu seluruh dunia.
Varian Omicron terbukti lebih menular daripada jenis sebelumnya, tetapi infeksi yang ditimbulkan tidak terlalu parah.
Orang yang mendapatkan kekebalan dari infeksi Covid-19 varian pra-Omicron, perlindungannya terhadap infeksi ulang berkurang lebih cepat untuk strain Omicron awal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.