Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/02/2023, 15:35 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Studi terbaru dari China pada Rabu (8/2/2023) yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet mengatakan, tidak ada varian baru Covid-19 di Beijing dalam minggu-minggu setelah kebijakan nol-Covid dicabut.

Lonjakan Covid China terjadi setelah pemerintah mencabut aturan nol-Covid yang ketat sejak awal Desember 2022.

Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa China, negara terpadat di dunia, dapat menjadi tempat muncunya varian baru Covid-19 yang lebih menular atau parah.

Baca juga: China Catat 3.278 Kematian Baru Terkait Covid-19

Namun, studi baru oleh para peneliti China yang menganalisis 413 sampel dari Beijing pada 14 November-20 Desember 2022 menyatakan, tidak ada bukti varian baru muncul selama waktu itu.

Sebaliknya, lebih dari 90 persen kasus adalah BF.7 dan BA5.2, subvarian Omicron yang sudah ada di China dan tergeser oleh subvarian lebih menular di negara-negara Barat.

BF.7 menyumbang tiga perempat dari sampel, sementara lebih dari 15 persen adalah BA5.2, menurut penelitian tersebut yang dikutip kantor berita AFP.

“Analisis kami menunjukkan dua sub-varian Omicron yang diketahui--daripada varian baru mana pun--utamanya bertanggung jawab atas lonjakan saat ini di Beijing, dan kemungkinan China secara keseluruhan,” kata penulis utama studi ini yaitu George Gao, ahli virologi di Institute of Mikrobiologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Akan tetapi, Wolfgang Preiser dan Tongai Maponga selaku ahli virologi di Universitas Stellenbosch Afrika Selatan yang tidak terlibat dalam penelitian memperingatkan, itu hanya mencakup beberapa minggu setelah China mencabut aturan nol-Covid.

Baca juga:

"Jika garis turunan baru muncul saat lonjakan, penelitian ini mungkin terlalu dini untuk menemukannya," ujar mereka dalam komentar di The Lancet.

China juga secara drastis mengurangi pengujiannya sehingga berpotensi memengaruhi hasil, dan hanya mencakup Beijing bukan seluruh negara, tambah mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, mereka tetap menyambut baik data yang sangat dibutuhkan dari China ini.

"Meskipun langkah-langkah terkait perjalanan yang cukup ringan di beberapa negara bagi pelancong dari China sekali lagi mungkin dipandang sebagai hukuman, orang-orang dapat berharap makalah ini menunjukkan lebih banyak keterbukaan dan pertukaran data yang cepat ke depan," menurut mereka.

Baca juga: Mengenal Strategi Nol Covid China, Begini Cara Kerja dan Risikonya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber AFP

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Detik-detik Ledakan Hebat Pabrik Cokelat di AS, Bangunan Rata dengan Tanah

Detik-detik Ledakan Hebat Pabrik Cokelat di AS, Bangunan Rata dengan Tanah

Global
Pria Kamboja Bangun Rumah Pesawat di Tengah Ladang, Nabung 30 Tahun, Jadi Tempat Piknik

Pria Kamboja Bangun Rumah Pesawat di Tengah Ladang, Nabung 30 Tahun, Jadi Tempat Piknik

Global
Unggah Video Minum Tuak, Wanita India Ditangkap Departemen Cukai

Unggah Video Minum Tuak, Wanita India Ditangkap Departemen Cukai

Global
Tampar Wanita dengan Piza Saat Bertengkar, Pria Ini Diringkus Polisi

Tampar Wanita dengan Piza Saat Bertengkar, Pria Ini Diringkus Polisi

Global
Petinggi Uni Eropa: Hubungan China dan Rusia Ada Batasnya

Petinggi Uni Eropa: Hubungan China dan Rusia Ada Batasnya

Global
Malaysia Tangkap Pengemis Asal Indonesia, Sehari Kantongi Rp 340.000, Berangkat Naik Grab

Malaysia Tangkap Pengemis Asal Indonesia, Sehari Kantongi Rp 340.000, Berangkat Naik Grab

Global
Jepang Larang Peneliti China dan Rusia di Lembaga Ilmiah Antariksa, Ini Alasannya

Jepang Larang Peneliti China dan Rusia di Lembaga Ilmiah Antariksa, Ini Alasannya

Global
Selama Ramadhan, Arab Saudi Pangkas Jeda Azan-Ikamah Jadi 10 Menit untuk Subuh dan Isya

Selama Ramadhan, Arab Saudi Pangkas Jeda Azan-Ikamah Jadi 10 Menit untuk Subuh dan Isya

Global
Sabah Malaysia Ingin Punya Fasilitas Publik Setara IKN

Sabah Malaysia Ingin Punya Fasilitas Publik Setara IKN

Global
Imbas SVB Bangkrut, Simpanan Bank Kecil di AS Turun Capai Rekor

Imbas SVB Bangkrut, Simpanan Bank Kecil di AS Turun Capai Rekor

Global
Jumlah Miliarder di Dunia Turun, Paling Banyak dari China, lalu Siapa yang Terkaya?

Jumlah Miliarder di Dunia Turun, Paling Banyak dari China, lalu Siapa yang Terkaya?

Global
Biden Sebut China Belum Kirim Senjata ke Rusia

Biden Sebut China Belum Kirim Senjata ke Rusia

Global
Rangkuman Hari Ke-394 Serangan Rusia ke Ukraina: PBB Tuding Rusia-Ukraina Sama Saja | Kostyantynivka Diserang

Rangkuman Hari Ke-394 Serangan Rusia ke Ukraina: PBB Tuding Rusia-Ukraina Sama Saja | Kostyantynivka Diserang

Global
[POPULER GLOBAL] Militer China Usir Kapal AS | Do Kwon Ditangkap

[POPULER GLOBAL] Militer China Usir Kapal AS | Do Kwon Ditangkap

Global
KJRI Chicago Prakarsai Penyelenggaraan ASEAN Networking Reception

KJRI Chicago Prakarsai Penyelenggaraan ASEAN Networking Reception

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+