Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sanksi Lockheed Martin dan Raytheon karena Jual Senjata ke Taiwan

Kompas.com - 17/02/2023, 09:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.comChina memasukkan Lockheed Martin dan Raytheon Missile and Defense ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya karena menjual senjata ke Taiwan.

Atas hal tersebut, Beijing melarang kedua perusahaan melakukan impor dan ekspor yang terkait dengan China. Ini merupakan bentuk sanksi terbaru Beijing terhadap perusahaan AS.

Sanksi tersebut dijatuhkan China di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Wahsington setelah militer AS menembak diduga balon mata-mata China.

Baca juga: Kepala Federasi Sepak Bola China Ditangkap karena Korupsi

Raytheon Missile and Defense Corp adalah anak perusahaan raksasa Raytheon Technologies Corp, sebagaimana dilansir Reuters.

Sejauh ini, Lockheed Martin maupun Raytheon Missile and Defense tidak menjual produk pertahanan mereka ke China.

Reuters melaporkan, Raytheon Technologies menjual mesin pesawat Pratt & Whitney, serta roda pendaratan dan kontrol, ke industri penerbangan komersial China.

Dalam sebuah pernyataan, Lockheed Martin menuturkan bahwa penjualan peralatan militer ke negara lain adalah transaksi pemerintah-ke-pemerintah.

Baca juga: Beijing Desak Washington Selidiki Balon-balon AS yang Terbang di China

“Kami bekerja sama dengan Pemerintah AS dalam setiap penjualan militer ke pelanggan internasional,” ucap Lockheed Martin.

“Lockheed Martin sangat mematuhi Pemerintah Amerika Serikat kebijakan sehubungan dengan melakukan bisnis dengan pemerintah asing,” sambung perusahaan.

Tak cukup dengan pelarangan impor dan ekspor, Beijing juga melarang perusahaan-perusahaan itu berinvestasi lebih lanjut di China.

Beijing juga melarang manajemen senior kedua perusahaan memasuki China, membatalkan izin tinggal untuk semua staf di China, dan mengenakan denda dua kali lipat dari jumlah kontrak penjualan senjata mereka ke Taiwan.

Baca juga: AS Temukan Sensor dari Obyek Diduga Balon Mata-mata China

Tidak jelas bagaimana China akan memberlakukan denda tersebut, yang diwajibkan harus dibayar dalam waktu 15 hari.

Pada Februari 2022, China juga memberikan sanksi kepada kedua perusahaan tersebut atas penjualan senjata senilai 100 juta dollar AS ke Taiwan.

Setidaknya pada dua kesempatan sebelumnya, China telah mengumumkan sanksi terhadap Lockheed dan Raytheon, pada 2019 dan 2020.

Meski demikian, kala itu Beijing belum menjelaskan apa yang dimaksud dengan sanksi tersebut atau bagaimana penerapannya.

Baca juga: China Dukung Iran Saat Teheran Diberondong Sanksi Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com