Namun, kematian Selestinus terjadi dalam situasi yang sangat berbeda dari Benediktus XVI: penerusnya, Bonifasius VIII, khawatir Selestinus akan dipandang sebagai santo dan merasa terancam oleh potensi perpecahan di Gereja. Karena itu Bonifasius VIII memerintahkan penangkapan Selestinus.
Selestinus V meninggal dunia di dalam sebuah menara setelah 10 bulan dikurung, dan waktu itu tentu saja tidak ada pemakaman resmi yang diselenggarakan untuknya.
Pengunduran diri paus lainnya yang tercatat dalam sejarah tidak dilakukan secara sukarela, atau terjadi akibat pertengkaran internal.
Bahkan, pengunduran diri formal terakhir kali dilakukan pada 1415, ketika Gregorius XII, di tengah-tengah peristiwa yang disebut perpecahan Barat, mundur di bawah tekanan politik - dan penerusnya tidak dipilih sampai setelah ia meninggal, dua tahun kemudian.
Baca juga: Saat Puluhan Ribu Orang Beri Penghormatan pada Paus Benediktus...
Salah satu peristiwa utama setelah kematian seorang paus adalah penunjukan penggantinya, yang harus dilakukan sesegera mungkin.
Pada tahun-tahun awal agama Kristen, para pemimpin dipilih dari antara para Rasul, dan kemudian di antara para pendiri gereja-gereja regional seiring Gereja dan Kristen berkembang.
Tetapi kemudian proses yang dikenal sebagai konklaf (dari bahasa Latin cum clavis, "dengan kunci") mulai berlaku, sebuah majelis kardinal yang "mengunci diri" di dalam sebuah ruangan untuk menunjuk pemimpin baru.
Baca juga: Kata-kata Terakhir Paus Benediktus XVI Sebelum Meninggal
Cara menjalankan praktik ini sangat bervariasi selama berabad-abad (beberapa konklaf berlangsung selama bertahun-tahun), tetapi protokol standarnya adalah bahwa para kardinal bertemu di Kapel Sistina yang terkenal di Vatikan.
Di balik pintu tertutup dan melalui beberapa sesi pemungutan suara, mereka memilih nama orang yang akan menjadi pemimpin Gereja Katolik berikutnya.
Ketika suara mayoritas tercapai, suatu zat akan dibakar untuk menghasilkan asap putih - sebuah tanda bagi dunia bahwa paus baru telah terpilih.
Kali ini tidak akan ada konklaf atau asap putih. Sebab proses pemilihan sudah selesai setelah pengunduran diri Benediktus XVI pada 2013, yang berujung pada pengangkatan Jorge Bergoglio yang kemudian mengganti namanya menjadi Fransiskus I.
Baca juga: Paus Benediktus XVI Meninggal, Jenazah Disemayamkan 3 Hari di Basilika Santo Petrus
Setelah diangkat, setiap paus menerima regalia dan lencana Sri Paus, beberapa atribut pakaian yang dengan jelas menandakan dirinya sebagai kepala Gereja Katolik dan penguasa Negara Kota Vatikan.
Di antaranya, baju jubah putih dengan pellegrina atau jubah pendek, ferula paus (tongkat dengan salib di atasnya), dan Cincin Nelayan (Ring of the Fishermen), cincin emas dengan gambar Santo Petrus di atas perahu sedang menjaring ikan.