Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman: Ancaman Nuklir Rusia Berkurang berkat Tekanan Internasional

Kompas.com - 09/12/2022, 07:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Risiko penggunaan senjata nuklir dalam konflik Ukraina telah berkurang berkat tekanan internasional terhadap Rusia.

Hal itu disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam wawancara yang diterbitkan pada Kamis (8/12/2022).

"Satu hal telah berubah untuk saat ini: Rusia telah berhenti mengancam untuk menggunakan senjata nuklir," kata dia dalam wawancara dengan grup media Funke Jerman.

Baca juga: Ancaman Perang Nuklir Meningkat, Putin Pastikan Rusia Tak Akan Menggunakannya jika Tak Diserang Lebih Dulu

Saat ditanya apakah ancaman eskalasi nuklir telah dihindari, Scholz menjawab, "Untuk saat ini, kami telah menghentikannya".

Pemimpin Jerman memuji kunjungannya baru-baru ini ke China sebagai kontribusi terhadap pembangunan.

“Dalam kunjungan saya ke Beijing, Presiden China Xi (Jinping) dan saya bersama-sama menyatakan bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan. Tak lama kemudian, negara-negara G20 menegaskan kembali posisi ini,” ujarnya, dikutip dari Kantor berita AFP.

Scholz juga ditanyai tentang komentar kontroversial Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyatakan perlu memberikan jaminan untuk keamanannya sendiri ke Rusia, pada hari dia kembali ke meja negosiasi.

"Prioritas sekarang adalah Rusia segera mengakhiri perang dan menarik pasukannya," ucap dia.

Baca juga: B-21 Raider, Pesawat Pembom Nuklir Generasi Terbaru Dipamerkan AS, Bisa Terbang Tanpa Awak

"Benar bahwa pertanyaannya adalah bagaimana kami dapat mencapai keamanan untuk Eropa. Tentu saja kami siap untuk berbicara dengan Rusia tentang pengendalian senjata di Eropa. Kami menawarkan ini sebelum perang, dan posisi ini tidak berubah," jelas Scholz.

Kebuntuan militer Rusia dan bahasa kecaman Putin sendiri telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mencapai terobosan militer.

Namun, berbicara dalam pertemuan dewan hak asasi manusia Rusia pada Rabu (7/12/2022), Putin menyatakan bahwa Moskwa hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan atas serangan semacam itu.

"Ketika kami diserang, kami menyerang balik," katanya.

Dia menekankan bahwa strategi negaranya didasarkan pada kebijakan "serangan balasan".

Baca juga: AS Sebut Nuklir China Kian Pesat, Kemenhan China: Itu Hanya Spekulasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com