Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Perang Nuklir Meningkat, Putin Pastikan Rusia Tak Akan Menggunakannya jika Tak Diserang Lebih Dulu

Kompas.com - 08/12/2022, 08:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

MOSKWA, KOMPAS.com - Vladimir Putin mengatakan ancaman perang nuklir meningkat, tetapi menegaskan bahwa Rusia tidak "gila" sehingga tak akan menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu.

Presiden Rusia bersikeras bahwa negaranya hanya akan menggunakan senjata pemusnah massal sebagai tanggapan atas serangan.

Berbicara dalam pertemuan dewan hak asasi manusia tahunan Rusia, dia juga mengatakan perang di Ukraina bisa menjadi berlangsung dalam jangka panjang.

Baca juga: Dewan Regional Rusia Berani Minta Putin Hentikan Mobilisasi Militer

Sejak menginvasi Ukraina pada Februari, kapasitas Rusia untuk menggunakan senjata nuklir telah mendapat pengawasan yang sangat tinggi.

"Ancaman seperti itu (serangan nuklir) berkembang, akan salah untuk menyembunyikan (risiko)nya," Putin memperingatkan saat berbicara tentang prospek perang nuklir melalui tautan video dari Moskwa sebagaimana dilansir BBC pada Kamis (8/12/2022).

Namun dia menegaskan bahwa Rusia "dalam keadaan apa pun" tidak akan menggunakan senjata terlebih dahulu, dan tidak akan mengancam siapa pun dengan persenjataan nuklirnya.

"Kami tidak gila, kami menyadari apa itu senjata nuklir," katanya.

"Kami tidak akan berkeliling dunia mengacungkan senjata ini seperti pisau cukur," dia menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, pemimpin Rusia itu juga memuji kemampuan senjata nuklir negaranya dengan menyebutnya sebagai yang paling modern dan canggih di dunia.

Baca juga: Saat Putin Seberangi Jembatan Crimea dengan Mercedes…

Dia juga membandingkan strategi nuklir Rusia dengan AS, yang diklaim telah melangkah lebih jauh dari “Negeri Beruang Putih” tapi menempatkan senjata nuklirnya di wilayah lain.

"Kami tidak memiliki senjata nuklir, termasuk yang taktis, di wilayah negara lain, tetapi Amerika memilikinya - di Turki, dan di sejumlah negara Eropa lainnya," katanya dilansir dari BBC.

Putin sebelumnya bersikeras bahwa doktrin nuklir Rusia hanya mengizinkan penggunaan senjata nuklir untuk pertahanan.

Perang panjang

Tampaknya menyadari bahwa rencananya untuk mengklaim kemenangan dalam beberapa hari setelah invasi Ukraina telah gagal, Putin mengakui perang bisa menjadi "proses yang panjang".

Pejabat Barat meyakini bahwa Putin awalnya merencanakan kemenangan cepat.

Meski demikian, pemimpin berusia 70 tahun itu mengklaim hasil operasi militernya sudah "signifikan."

Halaman:
Sumber BBC

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com