Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Buka Layanan Hotline Bagi Tentara Rusia yang Ingin Menyerah

Kompas.com - 02/12/2022, 21:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

"Kita tak bisa menilai seluruhnya. Kebanyakan dari mereka itu justru mengkhawatirkan hidupnya sendiri," katanya.

Svitlana juga mengingat sebuah panggilan dari seorang pria yang tinggal di Crimea - wilayah Ukraina yang diduduki Rusia - dan telah dimobilisasi untuk melawan keluarganya dan negaranya sendiri.

Nampaknya Moska saat ini telah memblokir nomor telepon hotline ini agar tidak dapat dihubungi dari dalam Rusia. Panggilan dari kartu SIM Inggris atau Rusia akan diterima dengan pesan error.

Baca juga: AS dan Perancis Minta Rusia Bertanggung Jawab atas Kehancuran Ukraina

"Tanya pada diri Anda sendiri - apa yang Anda perjuangkan?" kata pengisi suara dramatis dalam video propaganda Ukraina "I Want To Live" yang ditujukan kepada tentara Rusia.

Ledakan kemudian muncul selaras dengan latar musik yang kuat, dan terdapat gambaran tentara Rusia yang menyerah sebelum dua nomor telepon muncul di bagian akhir.

Mereka bahkan disuruh untuk mengibarkan bendera putih jika mereka terlalu dekat dengan garis depan pertempuran.

Ini, tentu saja, bagian dari perang informasi. Upaya Ukraina untuk melemahkan moral Rusia.

Di dinding kantor Svitlana terdapat foto tawanan perang Ukraina. Mereka semua dianggap masih hidup, dan hotline ini adalah inti dari upaya Kyiv untuk membawa mereka pulang.

Baca juga: Rusia Ganggu Pertahanan Udara Ukraina, Ini Caranya

Sekali mereka menyerah, tawanan perang dari kubu Rusia dapat digunakan sebagai sesuatu yang bernilai untuk pertukaran tawanan di masa mendatang.

Menurut Institut Kajian Perang, Kremlin juga melakukan pertukaran lebih banyak tawanan perang agar bisa menenangkan kritik dari dalam Rusia.

Diperkirakan ada ribuan tawanan perang dari kedua sisi, tapi jumlah pastinya masih belum jelas.

"Kami terutama ingin menyasar sebagian tentara Rusia yang dimobilisasi, yang bukan hanya tidak bisa bertempur, tapi mereka dilempar ke medan perang sebagai umpan meriam," kata Vitalii Matviyenko kepala "I Want To live".

"Proyek ini dibuat agar nyawa mereka terjamin, jika mereka menyerah secara sukarela," ucapnya.

Bagi pasukan Ukraina yang kalah jumlah, layanan hotline ini juga diharapkan bisa melemahkan pihak lawan yang lebih banyak kekuatannya.

Baca juga: Spanyol Geger Bom Surat, Perdana Menteri dan Kedubes Ukraina Dapat Kiriman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com