Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Buka Layanan Hotline Bagi Tentara Rusia yang Ingin Menyerah

Kompas.com - 02/12/2022, 21:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Pemerintah Ukraina mengeklaim sebuah layanan panggilan atau hotline yang dibuat khusus bagi tentara Rusia yang ingin menyerah, telah mendapat lebih 100 pertanyaan dalam satu hari.

Proyek "I Want To Live" dimulai sejak September.

Dengan menghubungi nomor panggilan khusus (hotline) atau masuk melalui aplikasi pesan, serdadu Rusia bisa mengatur cara terbaik untuk menyerah kepada pasukan Ukraina.

Baca juga: Jerman Pasok Ukraina dengan 7 Tank Pertahanan Udara

Para pejabat di Kyiv mengaku telah berkontak dengan lebih dari 3.500 serdadu Rusia serta keluarga mereka.

Kontak yang masuk ke layanan hotline ini meningkat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan ratusan ribu warganya untuk wajib militer, dan sejak Kota Kherson dibebaskan.

BBC telah dibagikan sejumlah rekaman dari beberapa panggilan yang masuk ke hotline ini.

Markas besar untuk Perlakuan Tawanan Perang di Ukraina tidak kebal dari pemadaman listrik yang mengganggu negara itu.

Di sebuah kantor kecil, BBC bertemu Svitlana - bukan nama sebenarnya - seorang operator yang berbicara kepada serdadu Rusia setiap hari.

Baca juga: Rusia Kumpulkan Puluhan Bomber Ampuh, Ahli Peringatkan Serangan Udara Besar-besaran di Ukraina

Serdadu-serdadu Rusia tersebut dapat menghubungi layanan hotline lewat telepon atau sebagian besar melalui aplikasi pesan seperti Telegram dan WhatsApp.

Dia menjelaskan waktu malam adalah saat paling sibuk. Saat itu, pasukan Rusia punya lebih banyak waktu luang, bisa menyelinap pergi dan menelepon.

"Pertama-tama, kami mendengar suara, terutama pria," dia menjelaskan.

"Sering kali sebagian putus asa, sebagian frustasi karena mereka tak benar-benar paham bagaimana cara kerja hotline ini, atau mengira apakah ini hanya sebuah tipu daya.

"Ada juga rasa penasaran karena banyak panggilan dilakukan bukan untuk konsultasi menyerah, tapi untuk mencari tahu bagaimana mereka bisa menyerah jika dibutuhkan. Sangat berbeda-beda setiap saat."

Baca juga: 13.000 Tentara Ukraina Tewas Berperang Lawan Invasi Rusia

Svitlana tidak diizinkan untuk memberi tahu BBC berapa banyak pasukan Rusia yang sudah dibantu, atau tepatnya bagaimana hal itu terjadi. Ia hanya diminta membagikan lokasinya sebelum memperoleh instruksi selanjutnya.

Beberapa tentara Rusia juga melakukan provokasi kepada tim hotline ini, katanya. Meskipun menurut Svitlana tidak semua dari mereka percaya klaim tak mendasar Kremlin bahwa Ukraina dijalankan pemerintahan Nazi.

"Kita tak bisa menilai seluruhnya. Kebanyakan dari mereka itu justru mengkhawatirkan hidupnya sendiri," katanya.

Svitlana juga mengingat sebuah panggilan dari seorang pria yang tinggal di Crimea - wilayah Ukraina yang diduduki Rusia - dan telah dimobilisasi untuk melawan keluarganya dan negaranya sendiri.

Nampaknya Moska saat ini telah memblokir nomor telepon hotline ini agar tidak dapat dihubungi dari dalam Rusia. Panggilan dari kartu SIM Inggris atau Rusia akan diterima dengan pesan error.

Baca juga: AS dan Perancis Minta Rusia Bertanggung Jawab atas Kehancuran Ukraina

Vitalii Matviyenko, yang memimpin I Want to Live mengatakan proyek ini diciptakan untuk menyelamatkan jiwa mereka yang menyerah.BBC INDONESIA Vitalii Matviyenko, yang memimpin I Want to Live mengatakan proyek ini diciptakan untuk menyelamatkan jiwa mereka yang menyerah.

"Tanya pada diri Anda sendiri - apa yang Anda perjuangkan?" kata pengisi suara dramatis dalam video propaganda Ukraina "I Want To Live" yang ditujukan kepada tentara Rusia.

Ledakan kemudian muncul selaras dengan latar musik yang kuat, dan terdapat gambaran tentara Rusia yang menyerah sebelum dua nomor telepon muncul di bagian akhir.

Mereka bahkan disuruh untuk mengibarkan bendera putih jika mereka terlalu dekat dengan garis depan pertempuran.

Ini, tentu saja, bagian dari perang informasi. Upaya Ukraina untuk melemahkan moral Rusia.

Di dinding kantor Svitlana terdapat foto tawanan perang Ukraina. Mereka semua dianggap masih hidup, dan hotline ini adalah inti dari upaya Kyiv untuk membawa mereka pulang.

Baca juga: Rusia Ganggu Pertahanan Udara Ukraina, Ini Caranya

Sekali mereka menyerah, tawanan perang dari kubu Rusia dapat digunakan sebagai sesuatu yang bernilai untuk pertukaran tawanan di masa mendatang.

Menurut Institut Kajian Perang, Kremlin juga melakukan pertukaran lebih banyak tawanan perang agar bisa menenangkan kritik dari dalam Rusia.

Diperkirakan ada ribuan tawanan perang dari kedua sisi, tapi jumlah pastinya masih belum jelas.

"Kami terutama ingin menyasar sebagian tentara Rusia yang dimobilisasi, yang bukan hanya tidak bisa bertempur, tapi mereka dilempar ke medan perang sebagai umpan meriam," kata Vitalii Matviyenko kepala "I Want To live".

"Proyek ini dibuat agar nyawa mereka terjamin, jika mereka menyerah secara sukarela," ucapnya.

Bagi pasukan Ukraina yang kalah jumlah, layanan hotline ini juga diharapkan bisa melemahkan pihak lawan yang lebih banyak kekuatannya.

Baca juga: Spanyol Geger Bom Surat, Perdana Menteri dan Kedubes Ukraina Dapat Kiriman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com