Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Air Laut Naik dan Tenggelam, Puluhan Desa Vanuatu Akan Direlokasi

Kompas.com - 01/12/2022, 17:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

PORT VILA, KOMPAS.comVanuatu sedang menyusun rencana untuk merelokasi puluhan desa dalam dua tahun ke depan karena terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perubahan Iklim Vanuatu Ralph Regenvanu kepada AFP, Kamis (1/12/2022).

Regenvanu mengatakan, menangani dampak pemanasan global merupakan tantangan besar yang dihadapi Vanuatu.

Baca juga: UPDATE Gempa Kepulauan Solomon, Tsunami Diwaspadai Juga di Papua Nugini dan Vanuatu

Sebanyak 300.000 penduduk Vanuatu tinggal di gugusan kepulauan yang terbentang antara Australia dan Fiji, sebagaimana dilansir AFP.

Regenvanu mengatakan, tindakan yang pasti adalah merelokasi para warga yang telah lama tinggal di daerah pesisir.

Pasalnya, perubahan iklim mendorong permukaan laut lebih tinggi dan memicu badai yang lebih ekstrem.

Dia mengatakan, Pemerintah Vanuatu telah mengidentifikasi puluhan desa di daerah berisiko untuk dipindahkan dalam 24 bulan ke depan.

Baca juga: Presiden Vanuatu Bubarkan Parlemen, Cegah Penggulingan PM Pengkritik Indonesia

Selain itu, beberapa permukiman lain juga telah dialokasikan untuk dipindahkan dalam jangka panjang.

“Perpindahan populasi akibat iklim adalah ciri utama masa depan kita. Kita harus siap menghadapinya dan merencanakannya sekarang,” kata Regenvanu.

“Ini akan menjadi tantangan besar dan tragedi besar bagi banyak orang yang harus meninggalkan tanah leluhur mereka untuk pindah ke tempat lain, tapi itulah kenyataannya,” ujar Regenvanu.

Negara kepulauan Pasifik dataran rendah, seperti Vanuatu, sudah mengalami dampak perubahan iklim.

Setengah dari populasi Vanuatu terkena dampak ketika Topan Pam menghantam Ibu Kota Vanuatu, Port Vila, pada 2015.

Baca juga: Mengapa Vanuatu Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia?

Bencana tersebut menewaskan belasan orang, merusak pertanian, dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Vanuatu termasuk salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, kerusakan akibat badai, banjir dan tsunami, menurut tahunan dari World Risk Report.

Negara-negara Pasifik lainnya juga ingin memindahkan para warga yang terancam, termasuk Fiji di mana belasan desa direncanakan untuk dipindah karena dampak krisis iklim.

Para ilmuwan memperkirakan permukaan laut di Pasifik akan naik antara 25 hingga 58 Sentimeter (Cm) pada 2050.

Perkiraan tersebut merupakan prediksi yang menghancurkan bagi Vanuatu, di mana sekitar 60 persen populasinya tinggal dalam jarak 1 Kilometer (Km) dari pantai.

Baca juga: Kontroversi Harga Paspor Vanuatu Rp 2 Miliar, Syaratnya Sangat Mudah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com