Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Malaysia Anwar Ibrahim Dituduh Berhubungan dengan Israel, Tim Pengacara Siapkan Langkah Hukum

Kompas.com - 01/12/2022, 16:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menggugat anggota parlemen dari partai PAS Hassan Saad setelah beredar rekaman yang menyebut Anwar memiliki hubungan dengan Israel.

Gugatan tersebut dilayangkan oleh tim pengacara Anwar dalam surat setebal delapan halaman, sebagaimana dilansir Malay Mail, Selasa (29/11/2022).

Tim pengacara Anwar mengeklaim bahwa Hassan pada 27 November merilis atau menyebabkan sebuah rekaman beredar di Twitter melalui akun Mohd Ropi Mat Sin.

Baca juga: Gembira Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Kontraktor Ini Traktir Pengunjung Restoran selama Sepekan

Pengacara Anwar juga mengatakan bahwa rekaman tersebut kemudian dibagikan oleh akun Pemikir Malaysia, dan sejak itu telah dilihat lebih dari 431.500 kali, dibagikan lebih dari 3.300 kali, serta di-retweet lebih dari 1.400 kali.

Para pengacara mengatakan rekaman tersebut berisi fitnah terhadap Anwar dengan menyatakan bahwa Anwar melakukan kontak dengan Israel atau musuh asing.

Pengacara menekankan bahwa semua tuduhan tersebut tidak benar dan dibuat dengan jahat terhadap Anwar.

Menurut tim pengacara, rekaman tersebut telah ditautkan ke Hassan, berdasarkan fotonya yang digunakan sebagai gambar latar belakang rekaman tersebut.

Baca juga: PM Anwar Ibrahim Beri Pesan Serius pada PNS Malaysia

Mereka juga mengeklaim bahwa Hassan belum menyangkal tautan tersebut yang menyebabkan klip tersebut dipublikasikan.

Akan tetapi, jika Hassan menyangkal tautan ke rekaman tersebut, para pengacara mengatakan Anwar akan menuntut Hassan untuk melakukan sejumlah tindakan.

Tindakan yang dimaksud mencakup membuat konfirmasi publik dan tertulis kepada Anwar atau pengacaranya untuk mengatakan bahwa dia tidak mengucapkan atau menyebabkan publikasi kata-kata fitnah dan rekaman tersebut.

Tim pengacara Anwar mengatakan, Hassan akan dianggap mengakui keterlibatannya dalam rekaman itu jika tidak ada bantahan yang diterima dalam waktu tiga hari setelah menerima surat permintaan ini.

Anwar juga menuntut Hassan untuk segera dan secara terbuka mencabut rekaman itu tanpa syarat, serta membuat permintaan maaf tanpa syarat untuk dipublikasikan di surat kabar dan media pilihan Anwar.

Baca juga: Sosok Pengawal PM Baru Malaysia Ini Sedang Viral di Negeri Jiran

Tim pengacara Anwar menambahkan, jika Hassan tidak melakukannya, mereka akan memulai tindakan hukum terhadap Hassan.

Anwar juga meminta kompensasi karena reputasi tercemar dan biaya hukum yang harus ditanggung oleh Hassan.

Tim pengacara Anwar menekankan bahwa kegagalan Hassan untuk memberikan tanggapan yang memuaskan dalam waktu tiga hari akan mengakibatkan tindakan hukum.

Saat dihubungi, pengacara Anwar, Datuk Sankara Nair, membenarkan kepada Malay Mail bahwa surat tersebut telah dikirimkan ke Hassan.

Sementara itu, New Straits Times melaporkan bahwa Hassan mengaku tidak tahu siapa yang berada di balik rekaman tersebut dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Tolak Sedan Rp 6,6 Miliar Jadi Kendaraan Dinas, Pilih Mobil yang Ada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com