"Kami memulihkan kontrol penuh atas wilayah tersebut. Kami memiliki tiga permukiman tersisa di Kinburn Split untuk secara resmi tidak lagi menjadi wilayah perang," kata gubernur wilayah Mykolaiv Vitaly Kim di media sosial.
Pengumumannya muncul setelah juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa pasukan Ukraina sedang melakukan "operasi militer" di Kinburn Split.
Penyelidik Ukraina mengatakan pada Selasa, bahwa seorang petugas penjara di kota Kherson diduga melakukan pengkhianatan karena membebaskan narapidana sebelum tentara Rusia mundur.
Pada 11 November, tentara Rusia menarik pasukan dari kota Kherson di Ukraina selatan, dalam kemunduran besar di wilayah yang diklaim telah dianeksasi oleh Presiden Vladimir Putin.
Pada Selasa, Biro Investigasi Negara (SBI) Ukraina mengatakan bahwa seorang pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan di penjara setempat bekerja sama dengan pasukan Rusia dan membiarkan narapidana melarikan diri sebelum mundurnya Rusia.
"SBI menahan seorang pengkhianat dari koloni Kherson, yang membebaskan tahanan sebelum kota itu dibebaskan," kata dia dalam sebuah pernyataan
Dinas keamanan Ukraina mengatakan pada Selasa, telah menggerebek sebuah biara bersejarah Ortodoks di Kyiv atas dugaan hubungan dengan agen Rusia.
Di sisi lain, Kremlin mengecam penggeledahan tersebut sebagai babak terakhir dalam "perang" Kyiv melawan gereja Rusia.
Terletak di selatan pusat kota, Kyiv Pechersk Lavra adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan pusat cabang Gereja Ortodoks Ukraina yang sebelumnya berada di bawah yurisdiksi Rusia.
Kyiv Pechersk Lavra diperkirakan dibangun pada abad ke-11.
Biara ini disebut telah memutuskan hubungan dengan Rusia segera setelah Presiden Vladimir Putin menginvasi Ukraina.
Laporan baru yang diterbitkan pada Selasa oleh organisasi pembangun perdamaian PAX yang berbasis di Belanda, menyebut Suriah telah menyediakan "laboratorium drone" bagi negara-negara, kelompok militan, dan kelompok bersenjata lainnya -dengan beberapa senjata diuji coba dan kemudian digunakan di Ukraina.
Laporan itu mencatat, enam negara telah mengerahkan 39 model drone militer selama perang berdarah.
“Negara dan kelompok bersenjata non-negara telah menguji berbagai jenis drone baru dan mengeksplorasi bagaimana penggunaannya dapat meningkatkan taktik dan strategi militer,” kata PAX.
Militer Iran, Israel, Rusia, Turki, Amerika Serikat, dan Suriah semuanya telah menggunakan teknologi drone di Suriah, kata laporan itu, menyempurnakan teknologi untuk digunakan dalam konflik lain.