Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembilan Tahun Berseteru, Mesir dan Turkiye Akhirnya Perbaiki Hubungan di Qatar

Kompas.com - 23/11/2022, 03:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

DOHA, KOMPAS.com - Presiden Mesir dan Turkiye untuk pertama kalinya menunjukkan gestur hangat saling berjabat tangan, menunjukkan sinyal perbaikan hubungan dua negara setelah sembilan tahun bersitegang.

Pemimpin Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengonfirmasi apa yang disebutnya sebagai “awal baru dalam hubungan dengan Turkiye,” setelah bertemu dengan timpalannya dari Turkiye, Recep Tayyip Erdogan akhir minggu lalu.

Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan Recep Tayyip Erdogan “mengonfirmasi kedalaman hubungan sejarah antara kedua negara” selama pertemuan singkat mereka di Doha, kata juru bicara Bassam Radi dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Senin (21/11/2022).

Baca juga: Rusia Minta Turkiye Tak Gunakan Kekuatan Berlebihan Serang Suriah

Kantor Kepresidenan Turkiye pada Minggu (20/11/2022) merilis foto Erdogan dan el-Sisi dengan antusias bersalaman di depan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Doha, yang baru-baru ini juga memperbaiki hubungan dengan Kairo.

Para pemimpin bertemu di sela-sela upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Pada Minggu (20/11/2022), Erdogan menggambarkan pertemuannya dengan el-Sisi sebagai langkah pertama untuk menginisiasi arah baru hubungan dua negara.

“Kami mengatakan bahwa sebuah proses dapat dimulai,” kata Erdogan.

“Sebuah langkah telah diambil di sini untuk memulai proses seperti itu, dan kami telah melakukan pembicaraan. Harapan saya adalah kami ingin memindahkan proses yang dimulai dengan para menteri kami ke titik yang baik nantinya, mudah-mudahan ke pertemuan tingkat tinggi.”

Pemimpin 68 tahun ini, menyinggung persatuan bangsa Turkiye dan rakyat Mesir di masa lalu, yang menurutnya sangat penting untuk kedua negara. “Mengapa tidak lagi? Mengapa tidak memulai lagi (kerja sama)? Kami memberi sinyal,” tambahnya.

Baca juga: Adnan Oktar, Pemimpin Sekte Seks Turkiye Dijatuhi Hukuman 8.658 Tahun Penjara

Hubungan antara Kairo dan Ankara menjadi dingin pada 2013 setelah El-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi dan melarang partai Ikhwanul Musliminnya.

Turkiye selama bertahun-tahun menjadi tempat perlindungan bagi aktivis oposisi dari Mesir, yang semakin memicu ketegangan antara kedua kekuatan regional tersebut.

Upaya pemulihan penuh hubungan dua negara juga terhambat karena perseteruan panjang antara negara-negara yang memiliki posisi berlawanan dalam perang Libya.

Baru tahun lalu, Turkiye dan Mesir akhirnya mengadakan pembicaraan diplomatik pertama mereka dalam delapan tahun.

Pada tahun yang sama, pemerintah Erdogan menuntut pembawa acara populer Mesir yang tinggal di pengasingan mengurangi kritik mereka terhadap pemimpin Mesir dalam upaya nyata untuk menenangkan Kairo.

Baca juga: Kepala Mata-mata AS dan Rusia Adakan Pertemuan Langsung di Turkiye, Bahas Apa?

Bulan ini, pasukan keamanan Turkiye menahan seorang pembangkang Mesir yang diasingkan, menurut kelompok hak asasi manusia.

 

Ini terjadi bersamaan dengan penindakan kepada para aktivis oleh pihak berwenang di Mesir selama seruan protes di KTT iklim COP27.

Meski hubungan diplomatik antara Kairo dan Ankara sering bermasalah, hubungan ekonomi terus berlanjut.

Volume perdagangan meningkat hampir tiga kali lipat dari 2007 hingga 2020, menurut Carnegie Middle East Center.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com