Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepedulian Sosial dan Lingkungan di Balik Stereotip Fans K-pop

Kompas.com - 06/11/2022, 19:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Varinia/DW Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini dunia K-pop semakin populer di tengah masyarakat. Data dari Twitter, perbincangan tentang K-pop (#KpopTwitter) di platform media sosial tersebut mencapai 7,8 miliar cuitan secara global pada tahun 2021.

Angka tersebut bahkan melampaui jumlah cuitan tahun sebelumnya yang juga tidak sedikit, yakni 6,8 miliar. Melihat jumlah tersebut, tampaknya sudah bisa dibayangkan seberapa tinggi antusiasme dan ketertarikan terhadap dunia entertainment Korea Selatan ini.

Namun, apa hal yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar tentang fans K-pop? Apakah ada stereotip yang Anda asosiasikan terhadap mereka?

Baca juga: Demam K-pop Melanda Jerman, Banyak Komunitas Bermunculan

DW Indonesia pun sempat menanyakan tentang stereotip terhadap fans K-pop kepada Okky Alifka, inisiator Jaeminnesia, sebuah fanbase untuk Na Jaemin, salah satu anggota boyband NCT Dream. Ia mengatakan bahwa memang ada stereotip negatif dari orang yang tidak benar-benar tahu tentang K-pop.

"Enggak cinta produk dalam negeri dan suka menghambur-hamburkan uang untuk satu orang yang kita enggak tahu siapa,” jawab Okky.

Pada kesempatan lain, DW Indonesia juga menanyakan tentang topik yang sama kepada Nurul Sarifah dari Kpop4planet, sebuah platform untuk para penggemar K-pop yang juga peduli akan isu iklim.

Nurul mengatakan bahwa di Indonesia fans K-pop sering kali dianggap fanatik dan juga vokal terhadap isu tertentu, di mana mereka sering bersuara di media sosial.

"Tapi menurutku itu jadi satu kekuatan sih, kalau misalnya kita ngebahas isu Save Papua Forest kemarin, akhirnya teman-teman K-popers juga ikut maju ngeramein tagar tersebut dan itu adalah satu hal yang positif akhirnya. Jadi dari sikap vokal tersebut kita bisa membawa satu isu tertentu untuk dibahas lebih ramai,” kata perempuan penggemar D.O atau Do Kyungsoo, anggota boy band EXO.

Aksi kolektif: Dari kampanye, petisi, hingga donasi

Dilansir Reuters, pada tahun 2020, tak lama setelah organisasi Black Lives Matter menginformasikan bahwa mereka mendapatkan donasi sebesar 1 juta dolar AS dari BTS dan label musiknya, para penggemar boy band tersebut mengorganisir sebuah kampanye online.

Kampanye di bawah tagar #MatchAMillion bertujuan untuk menyamakan jumlah yang didonasikan idola mereka. Para ARMY (Adorable Representative M.C. for Youth, nama penggemar BTS) pun berhasil mencapai nominal tersebut dalam 25 jam saja.

Sementara itu, Nurul mengatakan bahwa BLINKS, para fans BLACKPINK, mendukung dipilihnya girl band tersebut sebagai duta untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) dan menanam 1.000 pohon bakau. Hal ini pun menunjukkan potensi yang dimilikipara fans K-pop dalam mengadakan atau menggerakkan sebuah aksi kolektif.

Kpop4planet yang diluncurkan pada Maret 2021 juga sudah mengadakan beberapa aksi iklim dalam bentuk petisi dan kolaborasi dengan berbagai fandom, seperti yang diceritakan oleh Nurul.

"Teman-teman fandom ini ada juga beberapa proyek, yaitu yang pertama tanam pohon sama-sama atas nama idol dan juga nama fandom dan ada juga yang melakukan adopsi hewan langka,” tutur Nurul.

Salah satu kampanye Kpop4planet adalah No K-pop On A Dead Planet, di mana mereka meminta perusahaan industri entertainment Korea Selatan, terutama industri K-pop, untuk menjadi jauh lebih berkelanjutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com