Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Lula da Silva, Anak Buruh Tani Berhasil Jadi Presiden Brasil Tiga Periode meski Sempat Dibui

Kompas.com - 02/11/2022, 19:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber DW

BRASILIA, KOMPAS.com - Luiz Inacio Lula da Silva akan menjabat sebagai presiden Brasil untuk ketiga kalinya, setelah hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Brasil 2022 menunjukkan dia mengungguli petahana, Presiden Jair Bolsonaro.

Karier politik pria yang sering dikenal hanya sebagai Lula ini, sempat dianggap sudah tamat lantaran putusan hukum yang mengharuskan dia dipenjara atas tuduhan korupsi.

Dia sudah menghabiskan 580 hari di dalam penjara, sampai akhirnya pengadilan tertinggi negara Amerika Selatan itu membatalkan putusan hukumnya karena kesalahan prosedur.

Lula pun segera kembali mencemplungkan diri ke politik Brasil, dan secara menakjubkan kembali merebut kekuasaan di “Negeri Samba.”

Baca juga: Pilpres Brasil: Presiden Petahana Tak Mengaku Kalah, tetapi Tidak Halangi Transisi Pemerintahan

Orang tidak punya menjadi pemimpin partai

Lahir pada 27 Oktober 1945, dari keluarga buruh tani miskin di sebuah kota kecil timur laut negara bagian Pernambuco, Lula telah melalui banyak rintangan dalam hidupnya.

Saat dia berusia tujuh tahun, keluarganya harus menempuh perjalanan ratusan mil di belakang sebuah truk terbuka untuk bergabung dengan ayahnya di kota metropolitan ekonomi Sao Paulo.

Sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara, Lula hanya bisa bersekolah selama beberapa tahun karena dia juga harus mencari nafkah untuk keluarga sejak usia dini.

Dia selanjutnya berlatih sebagai pekerja logam. Dari situlah dia berhubungan dengan gerakan serikat pekerja, kemudian naik menjadi salah satu pemimpinnya.

Pada 1980, partai politik "Partido dos Trabalhadores" (Partai Buruh, atau PT) lahir dari ketidakpuasan yang berkelanjutan di antara serikat pekerja dan berbagai kelompok sosial. Lula adalah salah satu pendiri partai.

Baca juga: Hasil Pilpres Brasil: Lula Menang, Bolsonaro Bungkam

Hari keemasan Brasil

Setelah tiga kali gagal, Lula memenangkan pemilihan presiden Brasil pada 2002. Dalam delapan tahun kepemimpinannya, dia membangun warisan politik dan ekonomi yang mengesankan.

Lula berhasil mengangkat masyarakat Brasil dari kelas bawah ke kelas menengah, dan memulihkan hubungan dengan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Dia juga membuat negara itu lebih berpengaruh di panggung internasional, hingga membuat Brasil diperhitungkan sebagai poros kekuatan baru dan bersama Rusia, India, China, dan Afrika Selatan membentuk BRICS.

Namun, Lula mungkin paling dikenal karena program sosialnya, seperti "Bolsa Familia" (dompet keluarga), yang mengaitkan anggaran kesejahteraan bagi keluarga miskin dengan akses pendidikan bagi anak-anak Brasil.

Melalui program-program ini, Lula mengangkat sekitar 20 juta orang di Brasil keluar dari kemiskinan selama dua masa jabatan pertamanya sebagai presiden, yang menimbulkan pergeseran besar populasi Brasil dari kelas bawah ke kelas menengah.

Baca juga: Cekcok soal Beda Pilihan Calon Presiden Berujung Fatal, Seorang Pria Brasil Tewas Ditikam

Lula memimpin kebangkitan perusahaan minyak semi-pemerintah Brasil Petrobras, karena menemukan ladang minyak baru dan mengembangkan teknik ekstraksi yang inovatif.

Halaman:

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com