BRASILIA, KOMPAS.com - Seorang pendukung Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro menikam seorang pendukung mantan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva hingga tewas, menurut pihak berwenang pada Jumat (19/8/2022).
Kekerasan ini menjadi kasus terbaru yang menunjukkan meningkatnya ketegangan politik menjelang pemilihan presiden Brasil yang akan datang.
Insiden itu terjadi di negara bagian Mato Grosso di bagian barat-tengah, setelah kemarahan memuncak selama perdebatan tentang dukungan untuk kedua kandidat.
Baca juga: Saat Petahana dan Mantan Presiden Saling Mencela dalam Debat Pertama Pilpres Brasil…
Bolsonaro membuntuti Lula dalam jajak pendapat dalam pemilihan yang terbelah oleh polarisasi yang intens.
Menurut laporan polisi tentang insiden tersebut, Rafael Silva de Oliveira (24 tahun), membunuh Benedito Cardoso dos Santos (42 tahun), dengan menusuknya dengan pisau.
Tersangka dibawa ke kantor polisi, di mana dia mengaku dan didakwa.
Berbicara dengan wartawan di Rio de Janeiro pada Jumat (9/9/2022), Lula mengomentari penusukan tersebut, dengan mengatakan ada "iklim kebencian dalam proses pemilihan yang benar-benar tidak normal."
Lula juga menyarankan penegak hukum harus menyelidiki apakah insiden semacam itu "telah diperintahkan, atau dipandu, atau apakah itu strategi politik."
Dia tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pandangannya soal serangan yang terencana.
Dalam sebuah pernyataan, Juanita Goebertus Estrada, direktur Americas for Human Rights Watch, mengatakan "semua kandidat harus dengan penuh semangat mengutuk" pembunuhan Cardoso dos Santos.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.