Putusan ini membuat pencalonannya dibatalkan, sementara kandidat penggantinya Fernando Haddad, kalah dari kandidat sayap kanan Jair Bolsonaro.
Ketika Bolsonaro yang populis mengambil alih kursi kepresidenan, kasus Lula terus berlanjut ke pengadilan.
Mantan presiden itu dibebaskan sementara pada November 2019, setelah Mahkamah Agung Brasil memutuskan bahwa terdakwa yang dihukum di pengadilan tingkat pertama dan kedua tidak harus masuk penjara sampai semua banding mereka habis.
Baca juga: Cerita Pria Brasil soal Gejala Cacar Monyet yang Dialaminya
Kemudian, pada awal Maret 2021, seorang hakim Mahkamah Agung membatalkan keempat hukuman korupsi terhadap Lula, memutuskan bahwa pengadilan di kota selatan Curitiba tempat persidangan diadakan tidak memiliki yurisdiksi.
Sebulan kemudian sidang pleno Mahkamah Agung membenarkan keputusan ini, dan Lula da Silva mendapatkan kembali hak politiknya.
Dia akhirnya menggunakan hak politiknya dengan maju kembali menjadi kandidat dalam Pilpres Brasil 2022 untuk melawan Bolsonaro.
Namun banyaknya tuduhan dan kasus korupsi di pengadilan membuat Lula tidak lagi dapat menarik dukungan langsung sebanyak yang ia bisa dapatkan selama masa jabatan pertamanya.
Banyak orang Brasil mungkin memilihnya hanya karena dia dipandang memiliki peluang terbaik untuk mengalahkan Bolsonaro, bukan karena mereka sepenuhnya mendukung Luna sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.