Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Ancam Arab Saudi, AS Tak Ragu Turun Tangan

Kompas.com - 02/11/2022, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat prihatin dengan ancaman Iran terhadap Arab Saudi dan tidak akan ragu untuk menanggapi jika perlu

Hal ini disampaikan kata juru bicara Gedung Putih, Selasa (1/11/2022), dilansir dari Reuters.

"Kami prihatin dengan gambaran akan ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Baca juga: Iran Salah Satu Korban Terbesar Terorisme, Terbaru ISIS Serang Kompleks Shahcheragh

"Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan dan mitra kami di kawasan ini," tambahnya.

Pejabat itu berbicara setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi telah berbagi intelijen dengan Amerika Serikat untuk memperingatkan serangan yang akan segera terjadi dari Iran terhadap sasaran di kerajaan.

Kantor media pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Komandan tertinggi Pengawal Revolusi Iran, Hossein Salami, pada 20 Oktober mengeluarkan apa yang dia gambarkan sebagai peringatan kepada para pemimpin Saudi.

Baca juga: Iran Hukum Mati Demonstran atas Tuduhan “Korupsi di Bumi” dalam Satu Kali Sidang

Saudi diperingatkan untuk tidak bergantung pada Israel dan menyebutkan "istana kaca" mereka.

Saudi sendiri telah menyetujui pakta yang ditengahi AS, tentang hubungan dengan Israel, pada tahun 2020.

Ini jadi sebuah langkah yang menciptakan poros anti-Iran regional baru. Membuat inisiatif pembicaraan langsung dengan Teheran tahun lalu demi menahan ketegangan di tengah Teluk dan ketidakpastian atas komitmen AS di kawasan itu.

Baca juga: Saat Coldplay Mainkan Lagu Protes Iran yang “Terlarang” dalam Konser di Buenos Aires...

Saudi juga menyalahkan Iran atas serangan rudal dan pesawat tak berawak tahun 2019 di pabrik minyaknya, tuduhan yang masih dibantah Teheran.

Kekhawatiran terbaru juga datang saat hubungan Riyadh dan Washington menegang setelah aliansi OPEC+ yang dipimpin Saudi bulan lalu memutuskan memangkas target produksi minyak, yang menimbulkan kekhawatiran akan lonjakan harga bensin di AS.

Presiden Joe Biden mengatakan akan ada konsekuensi bagi hubungan AS dengan Riyadh. Beberapa senator mendesak Gedung Putih membekukan semua kerja sama dengan Riyadh, termasuk penjualan senjata.

Saudi sendiri sangat bergantung pada Amerika Serikat untuk keamanannya.

Baca juga: Mahasiswa dan Pelajar Iran Tolak Ultimatum, Tetap Gelar Demo, Ratusan Tewas

AS sendiri mengatakan Iran telah memasok Rusia dengan drone untuk digunakan dalam perangnya melawan Ukraina.

Hal ini mendorong mereka mengesampingkan upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang ditinggalkan mantan presiden Donald Trump pada 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com