Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pria Nigeria Tipu Jutaan Rupiah dengan Menyamar Jadi Gadis Seksi Layani Obrolan Seks

Kompas.com - 26/09/2022, 22:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Mereka diinstruksikan bahwa setiap pesan harus terdiri dari setidaknya 150 karakter dan bersifat "terbuka", untuk menjaga percakapan terus berjalan.

"Ini seperti pekerjaan customer service, hanya saja klien mengira mereka mengobrol dengan CEO," kata Abiodun kepada BBC.

Meteor Interactive BV menggunakan perusahaan outsourcing di Suriname - Logical Moderation Solutions (LMS), yang didirikan oleh seorang pria Suriname bernama Orano Rose, untuk merekrut, melatih, dan mempekerjakan staf-staf Nigeria-nya.

BBC melihat bukti di akun WhatsApp, Telegram, dan Skype LMS yang mengungkap bahwa perusahaan tersebut telah merekrut dan melatih ratusan orang, sebagian besar di negara bagian Lagos dan Abuja, Nigeria.

Lowongan pekerjaan tersebut diiklankan di Instagram, Twitter, dan Telegram, diarahkan pada kaum pengangguran Nigeria yang masih muda dan berpendidikan dengan embel-embel "peran online", "pekerjaan pemasaran digital", "peran moderator chat", tanpa menyebutkan konten dewasa yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

Baca juga: Pamerkan Payudara di Stadion, Gadis Ini Dimarahi Seorang Ibu dan Berujung Ribut

Salah satu perekrut top LMS, Adedamola Yusuf, yang berbasis di Jerman, mengunggah iklan lowongan pekerjaan di akun media sosialnya, tempat ia memamerkan gaya hidup mewah dan glamor dengan liburan di lokasi eksotis.

"Anda mengobrol dengan orang kulit putih yang bosan. Dan pekerjaan itu sepenuhnya legal dan berlisensi baik di Jerman maupun di Nigeria," kata dia dalam chat WhatsApp dengan para calon karyawan pada hari pertama mereka.

Yusuf sudah merekrut orang-orang selama lebih dari dua tahun dan dalam satu gelombang perekrutan pada November tahun lalu, ratusan orang mendaftar.

Ia tidak menanggapi permintaan wawancara dari BBC.

"Orang-orang dari Barat ini kebanyakan cuma ingin ngobrol," kata seorang pelatih kepada rekrutan baru, yang harus lulus tes bahasa Inggris yang ketat untuk menjamin penyamaran mereka sesempurna mungkin.

"Yang benar adalah: 'I am', bukan 'am'," kata pelatih mencoba mengoreksi kekeliruan seorang calon karyawan selama sesi pelatihan di grup WhatsApp perusahaan yang BBC hadiri.

Nicholas Akande, seorang direktur LMS di Nigeria, merekrut lebih dari 100 orang pada minggu pertama bulan Juli dan memberi tahu mereka bahwa pekerjaan itu legal.
Ia juga tidak menanggapi permintaan wawancara dari BBC.

Baca juga: Jual Pancake Sambil Berpakaian Cabul, Gadis Ini Didatangi Polisi

Para calon karyawan juga diberi pelajaran tentang budaya, gaya menulis, dan percakapan yang sedang tren di lokasi klien untuk membuat mereka terdengar otentik.

Pada akhir pelatihan yang dapat berlangsung dari beberapa hari hingga seminggu, mereka diberikan detail log-in di situs web, tempat mereka dapat melihat informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, dan usia pelanggan.

BBC telah melihat komentar dari para pria di dunia maya, yang mengatakan mereka menghabiskan dari 300 dollar AS hingga 700 dollar AS (Rp4,5 juta hingga Rp10,5 juta) di situs web ini dengan harapan dapat bertemu dengan "perempuan" yang mengobrol dengan mereka.

"Saya mungkin sudah chat dengan 20 perempuan dan mereka selalu menunda-nunda ketika saya mengajak untuk ketemuan langsung," kata seorang pria, yang mengklaim dirinya telah menghabiskan 64,99 dollar AS (hampir Rp1 juta) di situs yang dimiliki oleh Meteor Interactive.

Pria lain mengatakan dia telah membeli kredit senilai lebih dari 400 dollar AS (Rp6 juta) dengan pemahaman bahwa para perempuan itu nyata.

"Ini salah saya karena tidak membaca detail ketentuannya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com