Unit ini lebih dikenal dengan sebutan Polisi Moral di Iran.
Sebelum Ahmadinejad berkuasa, penegakan aturan busana perempuan dilakukan secara informal oleh kesatuan aparat dan paramiliter yang berbeda.
Polisi moral kerap dikritik masyarakat karena menggunakan pendekatan keras.
Banyak perempuan yang ditahan dan hanya dibebaskan setelah kerabatnya muncul untuk memberi jaminan bahwa mereka akan mematuhi aturan di masa mendatang.
"Saya ditahan bersama putri saya karena lipstik kami," kata seorang perempuan di Isfahan kepada BBC.
Perempuan itu bercerita Polisi Moral Iran membawanya ke kantor polisi dan menyuruh sang suami datang untuk menandatangani secarik kertas berisi perjanjian bahwa dirinya tidak akan membiarkan istri dan anak perempuan keluar tanpa memakai hijab.
Baca juga: Protes Kematian Mahsa Amini Kian Meletup, Iran Blokir WhatsApp dan Instagram
Seorang perempuan lainnya dari Teheran, memaparkan kepada BBC bahwa seorang petugas perempuan menegurnya dan kemudian menahannya karena sepatu botnya "terlalu erotis".
"Saya menelepon suami saya dan memintanya untuk membawakan saya sepasang sepatu," ujar perempuan itu.
"Saya kemudian menandatangani secarik kertas berisi pengakuan saya mengenakan busana yang tidak pantas dan sekarang saya punya catatan kriminal."
BBC mendapat sejumlah laporan pengalaman yang melibatkan polisi moral, termasuk pemukulan serta hukuman lain yang lebih keji dan tidak biasa.
Contohnya, seorang perempuan mengaku polisi mengancam akan menaruh kecoak di dalam tubuhnya saat dia ditahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.