MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial untuk mendukung perang di Ukraina
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan 300.000 tentara cadangan dari mobilisasi parsial untuk membantu pasukan di perang Ukraina yang ia klaim telah merenggut nyawa 5.397 tentara Rusia.
Ini adalah mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II. Putin mengatakan, tenaga tambahan diperlukan untuk memenangi perang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukungnya dari Barat.
Baca juga: Perang di Ukraina Makin Jadi, Putin Umumkan Mobilisasi Parsial Rusia, Pertama Sejak PD II
Dikutip dari Sky News pada Rabu (21/9/2022), berikut adalah penjelasan tentang mobilisasi parsial Rusia.
Menhan Shoigu berujar, ini berarti akan membuat sekitar 300.000 prajurit tersedia.
Dia menambahkan, hanya orang berpengalaman tempur dan layanan relevan yang akan dimobilisasi. Ada kira-kira 25 juta orang yang memenuhi kriteria itu, tetapi hanya sekitar 1 persen dari mereka yang akan dimobilisasi.
Mereka akan diberikan lebih banyak pelatihan sebelum dikerahkan ke Ukraina, dan tidak termasuk pelajar atau orang yang hanya bertugas sebagai wajib militer.
Meskipun Shoigu mengeklaim bahwa 5.397 tentara Rusia tewas sejak invasi ke Ukraina, Pentagon pada Agustus menyebutkan bahwa pihaknya yakin antara 70.000-80.000 personel Rusia terluka. Pada Juli 2022 diperkirakan korban tewas Rusia sekitar 15.000.
Shoigu menolak klaim dari Kyiv dan Barat bahwa Rusia menderita jumlah korban besar. Menurutnya, 90 persen tentara Rusia yang terluka sudah kembali ke garis depan.
Dia melanjutkan, mobilisasi parsial akan membantu Rusia mengonsolidasikan wilayah-wilayah yang dipegangnya di belakang garis depan di Ukraina.
Pengumuman itu keluar sehari setelah wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan Ukraina akan mengadakan referendum untuk menjadi bagian integral dari Rusia.
Jika Kremlin mencaplok empat wilayah Ukraina itu, maka Moskwa dapat melakukan eskalasi perang untuk melawan kemajuan Ukraina di medan perang baru-baru ini.
Baca juga:
Putin berkata, mobilisasi parsial "sepenuhnya memadai untuk ancaman yang kita hadapi, yaitu melindungi Tanah Air kita, kedaulatannya, dan integritas teritorial, guna memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan."
Namun di Inggris, Menteri Pertahanan Ben Wallace berujar bahwa pengumuman Putin adalah pengakuan invasinya gagal.
“Dia dan menteri pertahanannya mengirim puluhan ribu warganya ke kematian mereka, tidak dipersenjatai dengan baik dan dipimpin dengan buruk. Tidak ada ancaman dan propaganda yang dapat menyembunyikan fakta bahwa Ukraina memenangkan perang ini, komunitas internasional bersatu dan Rusia menjadi paria global."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya berucap, ada banyak pertanyaan seputar pengumuman itu tetapi menekankan tidak akan mengubah komitmen Kyiv merebut kembali daerah-daerah yang diduduki pasukan Rusia.
Dikutip dari Sky News, mobilisasi parsial Rusia tidak mungkin berdampak di medan perang selama berbulan-bulan karena kurangnya fasilitas dan peralatan pelatihan.
Baca juga: Inggris: Pengumuman Mobilisasi Parsial Putin Harus Direspons Serius
Analis politik Rusia Dmitry Oreshkin menerangkan, pengumuman itu berbau tindakan putus asa.
"Orang-orang akan menghindari mobilisasi ini dengan segala cara yang mungkin, mencari jalan keluar dari mobilisasi ini, meninggalkan negara ini," kata Oreshkin kepada Associated Press.
Baca juga: Cara Meninggalkan Rusia Jadi Pencarian Teratas Google, Warga Rusia Mulai Panik?
Dia mengungkapkan, pengumuman itu tidak akan diterima dengan baik oleh publik dan menggambarkannya sebagai pukulan pribadi yang besar bagi warga Rusia, yang sampai saat ini (dalam hal perang) dengan senang hati, duduk di sofa mereka, (menonton) tv. Dan sekarang perang datang ke rumah mereka."
Gerakan oposisi Vesna menyerukan protes nasional pada Rabu (21/9/2022). Dikatakan oleh mereka, "Ribuan pria Rusia--ayah, saudara laki-laki, dan suami kita--akan dilemparkan ke dalam penggiling daging perang. Untuk apa mereka mati? Untuk apa ibu dan anak-anak menangis?"
Tidak diketahui berapa banyak orang yang berani memprotes, mengingat penindasan Rusia terhadap oposisi dan undang-undangnya yang keras jika mendiskreditkan tentara.
Menurut Sky News, mobilisasi parsial tidak akan mengarah ke mobilisasi penuh, karena dapat merusak reputasi Putin setelah kemunduran militer Moskwa baru-baru ini.
Baca juga: Putin Umumkan Mobilisasi Parsial, Finlandia Waspada, Polandia Sebut Rusia Berupaya Hancurkan Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.