Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Charles III Jadi Raja Baru Inggris

Kompas.com - 09/09/2022, 05:48 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Raja Charles III mengatakan, berpulangnya sang ibu tercinta adalah momen kesedihan yang sangat mendalam bagi dirinya dan bagi keluarganya.

Pada Jumat (9/9/2022), Charles secara resmi akan diangkat sebagai raja oleh Dewan Penobatan di Istana St James's, London.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

Telah dipastikan bahwa dia akan disebut Raja Charles III dan dalam beberapa hari mendatang  akan diproklamasikan sebagai raja baru Inggris.

Namun, ada sejumlah langkah yang harus ia lalui sebelum memegang takhta.

Apa gelarnya?

Pangeran Charles jadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat.Repro bidik layar via Instagram Pangeran Charles jadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II wafat.

Salah satu langkah yang harus dia putuskan adalah apakah akan memegang takhta dengan sebutan Raja Charles III atau mengambil nama lain.

Misalnya, nama pertama kakeknya, George VI adalah Albert, tetapi dia berkuasa dengan menggunakan nama tengahnya.

Charles bisa saja memilih dari empat namanya, yaitu Charles Philip Arthur George.

Bukan Charles saja yang menghadapi perubahan gelar.

Pangeran William tidak akan secara otomatis menjadi Prince of Wales, gelar Charles sebelumnya.

Namun, dia mewarisi gelar ayahnya yang lain, Duke of Cornwall dan istrinya Catherine akan disebut Duchess of Cornwall.

Istri Charles akan bergelar Permaisuri.

Baca juga: Pangeran Charles Disebut Terima Sumbangan Rp18 Miliar dari Keluarga Osama bin Laden

Upacara resmi

Dalam sekitar 24 jam pertama setelah kematian ibunya, Charles secara resmi akan ditetapkan sebagai raja. Ini akan dilangsungkan di Istana St James's, di depan badan resmi yang disebut Dewan Penobatan, Accession Council.

Dewan ini terdiri dari anggota Privy Council-sejumlah anggota parlemen senior, dulu dan sekarang dan anggota senior pegawai negeri, perwakilan negara persemakmuran.

Lebih dari 700 orang secara teori akan hadir, tetapi karena singkatnya waktu, jumlah yang hadir mungkin jauh lebih sedikit. Pada penobatan sebelumnya pada 1952, sekitar 200 orang hadir.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com