MALIHABAD, KOMPAS.com - Setiap hari, Kaleem Ullah Khan bangun saat fajar, berdoa, lalu berjalan sekitar satu kilometer ke pohon mangganya yang berusia 120 tahun dan telah menghasilkan lebih dari 300 varietas mangga selama bertahun-tahun.
Langkah kakinya semakin cepat saat dia makin dekat dan matanya berbinar-binar saat dia mengintip dari dekat cabang-cabang melalui kacamatanya, membelai daun dan mengendus buahnya untuk melihat apakah buah-buah itu sudah matang.
"Ini hadiah saya untuk bekerja keras di bawah terik matahari selama beberapa puluh tahun," kata pria berusia 82 tahun itu di kebunnya di kota kecil Malihabad, India.
Baca juga: Tak Sengaja Tanam Mangga Termahal di Dunia, Petani Ini Kini Harus Sewa Petugas Keamanan
"Bagi mata telanjang, itu hanya sebatang pohon. Tetapi jika Anda melihat melalui pikiran Anda, itu adalah pohon, kebun buah-buahan, dan sekumpulan mangga terbesar di dunia."
Pria yang putus sekolah itu masih remaja ketika melakukan eksperimen pertamanya dalam mencangkok atau menyambung bagian tanaman untuk membuat varietas mangga baru.
Dia memelihara sebatang pohon yang menghasilkan tujuh jenis mangga baru, tetapi pohon itu tumbang dalam badai.
Namun sejak 1987 pohonnya tidak tumbang lagi, dan menjadi kebanggaan serta kesayangannya hingga kini berusia 120 tahun, sumber lebih dari 300 jenis mangga masing-masing dengan rasa, tekstur, warna, dan ukurannya sendiri, kata dia dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (20/7/2022).
Salah satu varietas mangga paling awalnya yang dia beri nama Aishwarya, sesuai nama bintang Bollywood dan pemenang kontes kecantikan Miss World 1994 Aishwarya Rai Bachchan. Sampai hari ini, verietas itu masih menjadi salah satu "kreasi terbaik"-nya.
"Mangga itu secantik aktrisnya. Satu mangga beratnya lebih dari satu kilogram, memiliki semburat merah pada kulit luarnya dan rasanya sangat manis," ujar Khan.
Varietas mangga lainnya dia sebutkan untuk menghormati Perdana Menteri Narendra Modi dan pahlawan kriket Sachin Tendulkar.
Kemudian, jenis lainnya dinamai Anarkali atau bunga delima, dan memiliki dua lapisan kulit yang berbeda serta dua daging buah yang berbeda, masing-masing dengan aroma yang khas.
"Orang-orang akan datang dan pergi, tetapi mangga akan tetap ada selamanya, dan bertahun-tahun kemudian, setiap kali mangga Sachin ini dimakan, orang akan mengingat pahlawan kriket itu," kata ayah delapan anak ini.
Baca juga: Mengenal Miyazaki Mangga Termahal di Dunia, 1 Buah Harganya Rp 700.000-an
Daunnya memiliki tekstur dan bau yang berbeda. Di beberapa tempat, warnanya kuning dan mengkilap, dan di tempat lain hijau tua serta kusam.
"Tidak ada dua sidik jari yang sama, dan tidak ada dua varietas mangga yang serupa. Alam memberikan mangga dengan sifat seperti manusia," menurut Khan.