Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Roket Israel dan Jihad Islam Palestina di Gaza, RS: Tiap Menit Pasien Datang

Kompas.com - 07/08/2022, 21:35 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com – Perang roket antara Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina di Gaza memakan banyak korban.

Direktur utama rumah sakit Gaza, Muhammad Abu Salmiya, memperingatkan pada Minggu (7/8/2022), bahwa petugas medis menghadapi banyak krisis di tengah kekerasan mematikan antara militan Palestina dan Israel.

Dia menyebut, obat-obatan dan pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk terus merawat pasien.

Baca juga: Anak-anak Tewas Dalam Perang Roket Israel dan Kelompok Jihad Palestina di Gaza

Abu Salmiya mengatakan orang-orang yang terluka tiba "setiap menit" di rumah sakit Shifa di Kota Gaza.

"Ada krisis obat-obatan, krisis listrik," kata Salmiya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sedikitnya sudah ada 31 warga Gaza yang dilaporkan telah tewas dan 275 orang lainnya terluka sejak perang rudal Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina pecah pada Jumat (5/8/2022).

Pembangkit listrik satu-satunya di Gaza pun telah ditutup pada Sabtu (6/8/2022) karena kekurangan bahan bakar. Hal ini terjadi empat hari setelah Israel menutup penyeberangannya dengan wilayah tersebut dengan alasan masalah keamanan.

"Situasinya sangat buruk. Kita perlu segera membuka perbatasan untuk membawa obat-obatan, (bahan bakar) listrik," kata Salmiya.

Diesel untuk pembangkit listrik biasanya diangkut dengan truk dari Mesir atau Israel, yang telah mempertahankan blokade daerah kantong itu sejak kelompok militan Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Baca juga: Israel Bunuh Pemimpin Tertinggi Militer Islamic Jihad di Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza memprediksi pasokan listrik yang menipis akan membuat  layanan kesehatan berhenti pada Selasa (9/8/2022) sore, karena generator listrik kehabisan bahan bakar.

Fasilitas yang berpotensi menyelamatkan jiwa seperti ruang operasi dan ventilator di rumah sakit padahal membutuhkan daya untuk terus beroperasi.

Ada juga kekhawatiran bahwa kekurangan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh wilayah Palestina dapat memengaruhi ambulans.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan ada keprihatinan mendalam tentang situasi kemanusiaan di Gaza.

Badan Kemanusiaan PBB OCHA menyebut, sebanyak 2,3 juta penduduk di Gaza selama ini telah mengalami kekurangan listrik secara teratur dan bulan lalu hanya menerima rata-rata 11 jam listrik per hari.

adan PBB itu memperingatkan pada Sabtu kemarin, bahwa tanpa dorongan untuk pasokan listrik, Gaza akan segera melihat "pengurangan pasokan air dari sumur air dan pabrik desalinasi".

Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza, Jubir IDF: Kita Lanjutkan, Belum Selesai

Ahad Ferwana, warga Gaza, mengatakan warga menjadi sakit ketika pasokan air terputus.

"Pemadaman listrik memengaruhi semua bidang kehidupan di Jalur Gaza. Ini mengganggu kehidupan masyarakat terutama di bawah panas terik yang melanda wilayah tersebut," katanya kepada AFP.

Menurut dia, kondisi itu pada akhirnya akan memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka. Padahal hal tersebut bisa membahayakan hidup mereka karena pemboman yang terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com