Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Hadapi Krisis Tenaga Kerja, Banyak Lowongan Tak Terisi

Kompas.com - 27/07/2022, 21:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Pasar tenaga kerja akan memiliki tujuh juta tenaga kerja lebih sedikit pada 2035, menurut para ahli tenaga kerja.

Dulu, Jerman bisa mengandalkan pekerja dari negara lain di Uni Eropa untuk mengkompensasi kekurangan tenaga kerja domestik. Namun, Brucker mengatakan bahwa tenaga kerja dari luar Jerman juga ikut menipis.

“Pendapatan di negara-negara UE lainnya mulai meningkat, dan mereka juga melihat perubahan demografis. Pada dasarnya, pesta sudah berakhir,” ujar Brucker.

Baca juga: Masjid di Berlin Jerman Kibarkan Bendera Pelangi untuk Dukung LGBT

UU ketenagakerjaan yang lemah

Sebuah undang-undang (UU) yang disahkan pada 2020 dimaksudkan mendorong 400.000 tenaga kerja asing yang dibutuhkan Jerman setiap tahun untuk datang dan tinggal di Jerman.

Namun pada tahun pertama, hanya menarik 30.000 tenaga kerja. Kondisi tersebut dikatakan Brucker sebagai kekecewaan.

Pemerintah Jerman sedang berupaya untuk mereformasi UU tersebut dan memaparkan poin-poin utamanya pada September.

Perubahan yang diusulkan termasuk membuka pasar tenaga kerja bagi mereka yang memiliki kontrak, bahkan jika mereka tidak memiliki sertifikasi yang diakui untuk pekerjaan itu.

Baca juga: Kanselir Jerman Beri Sinyal Tetap Hadiri KTT G20 di Bali Meski Putin Hadir

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser dan Menteri Tenaga Kerja Jerman Hubertus Heil mengatakan, para pembuka lapangan kerja Jerman dapat membantu pekerja mereka mendapatkan pelatihan yang diperlukan.

“Seperti sekarang, negara memutuskan siapa yang cocok untuk sebuah perusahaan. Itu bukan kapasitasnya untuk melakukan itu,” ucap Winter.

Perusahaan sudah mempekerjakan pekerja yang tidak terlatih dan kemudian membantu mereka belajar di tempat kerja. Winnter menuturkan, angka itu sekitar 20 persen.

“Hampir setiap negara lain di dunia memiliki sistem pelatihan yang sama sekali berbeda dari Jerman,” kata Kamar Dagang dalam sebuah pernyataan yang mendukung reformasi UU ketenagakerjaan.

“Ini dimulai dengan proses visa, yang mengambil dokumen dari seluruh dunia yang berakhir di kaki pekerja sosial yang tidak selalu menjalankan peraturan yang rumit dengan cara yang seragam dan transparan,” sambungnya.

Baca juga: Dampak Pemangkasan Gas Rusia ke Eropa, Apakah Jerman Akan Kembali Gunakan Pembangkit Nuklir?

Bos yang dicurigai

Seorang pengacara bernama Bettina Offer mengatakan, bahkan dengan kontrak yang sudah ada, memulai proses visa di kedutaan Jerman bisa jadi rumit.

“Saya terus-menerus melihat pihak berwenang yang mempertahankan kecurigaan umum bahwa bos saya hanya ingin menyelundupkan orang asing tua, daripada memahami bahwa mereka mencari pekerja,” ujar Offer.

“Saya selalu memiliki masalah bahwa Anda harus melawan pola pikir yang memandang orang asing yang tinggal di luar negeri sebagai orang asing yang baik, dan itu tidak benar. Kita membutuhkan perubahan paradigma. Setiap tenaga kerja yang datang kepada kita adalah kemenangan bagi negara," kata Offer.

Baca juga: Tanpa Gas Rusia, Jerman Hanya Bisa Bertahan 2,5 Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com