BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Olaf Scholz mengatakan keputusan Jerman untuk mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak untuk mengatasi kekurangan energi karena perang di Ukraina hanya sementara.
Dia pun menekankan bahwa pemerintahnya tetap berkomitmen untuk melakukan "segalanya" demi memerangi krisis iklim.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-138 Serangan Rusia ke Ukraina, Timur Makin Mematikan, Gas ke Nord Stream 1 Disetop
Dalam pesan video Sabtu (16/7/2022), Scholz menyatakan penyesalan atas keputusan Jerman untuk menyalakan 16 pembangkit listrik bahan bakar fosil yang tidak aktif dan memperpanjang izin operasi untuk 11 lagi.
Kebijakan itu dibuat di tengah kekhawatiran pemotongan lebih lanjut dalam pasokan gas alam dari Rusia.
“Fakta bahwa karena serangan brutal Rusia terhadap Ukraina, kami sekarang harus menggunakan sementara beberapa pembangkit listrik yang sudah tidak beroperasi adalah pahit,” katanya. "Tapi itu hanya untuk waktu yang sangat singkat."
Scholz bersikeras bahwa Jerman tetap berkomitmen mengakhiri emisi gas rumah kaca pada 2045 - yang paling awal dari negara industri besar mana pun.
Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?
Baca juga: Daftar Negara yang Membeli Minyak Rusia, Konsumen Terbesar Ada di Asia
Baca juga: Eropa Kelimpungan Betul jika Rusia Setop Pasokan Gas Sepenuhnya
Pada kesempatan yang sama, dia pun mengemukakan paket kebijakan terbaru yang disetujui oleh parlemen untuk meningkatkan peluncuran energi terbarukan.
“Kami ingin melakukan segala yang kami bisa untuk memerangi krisis iklim,” katanya sebagaimana dilansir AP.
Tetapi para pemerhati lingkungan mengatakan pemerintah dapat berbuat lebih banyak lagi, termasuk dengan memberlakukan batas kecepatan umum kendaraan dan membatasi penerbangan domestik untuk menghemat bahan bakar.
Juru kampanye iklim juga telah memblokir jalan-jalan utama di dalam dan sekitar Berlin baru-baru ini sebagai protes terhadap rencana proyek minyak dan gas baru di Laut Utara.
Scholz dan menteri energi negara itu, Robert Habeck, telah mengesampingkan opsi perpanjangan masa operasi tiga pembangkit nuklir Jerman yang tersisa di luar tahun ini, dengan alasan bahwa itu tidak akan menyelesaikan kebutuhan energi Jerman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.