Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pemain Bola Indonesia Jadi Pengusaha Sukses di AS, Pernah Nyaris Dipanggil Timnas

Kompas.com - 07/07/2022, 21:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Arif Budiman/VOA Indonesia

PASADENA, KOMPAS.com - Seorang mantan pemain sepak bola terkenal Indonesia mengejar mimpi menjadi pemain profesional, tidak hanya di Tanah Air tapi juga di Amerika Serikat.

Namun, nasib berkata lain. Ia malah sukses jadi pengusaha kuliner di "Negeri Paman Sam" dan bahkan mendapat penghargaan bergengsi untuk orang-orang muda berprestasi yang disebut “40 under 40”.

Sekitar 15 tahun lalu, ketika mendengar Cornelius Dipo Alam, orang selalu mengaitkannya dengan pemain sepak bola muda asal Jakarta yang hijrah ke Amerika Serikat untuk bersekolah, meningkatkan keahliannya memainkan si bundar, dan berambisi menjadi anggota tim nasional sepak bola Indonesia yang berlaga di ajang-ajang internasional.

Baca juga: Kenapa Amerika Disebut Negeri Paman Sam dan Siapa Uncle Sam?

Kini, nama Dipo (33), lebih erat kaitannya dengan pebisnis waralaba kuliner asal Indonesia yang sukses di Amerika. Ia memiliki lebih dari 40 gerai kuliner di tujuh negara bagian di Amerika, namun tetap memiliki perhatian khusus pada perkembangan dunia sepak bola.

Jejak Dipo di dunia sepak bola sudah lama mengundang decak kagum. Setelah terpilih mewakili Tim DKI Jakarta di kompetisi Liga Bogasari untuk usia di bawah 15 tahun, ia kembali ditunjuk mewakili kesebelasan DKI Jakarta untuk tampil di Liga Suratin di bawah usia 18 tahun.

Sampai akhirnya ia terpilih masuk ke dalam Indonesian Football Academy, sekolah khusus dengan seleksi ketat yang melatih para pemain sepak bola muda berbakat.

Semua berawal dari dunia sepak bola. Dipo di Arema Malang IPL tahun 2012.ONGISNADE.CO.ID via VOA INDONESIA Semua berawal dari dunia sepak bola. Dipo di Arema Malang IPL tahun 2012.
Untuk meningkatkan kariernya, Dipo sempat pergi ke Belanda dan berlatih dengan sebuah klub sepak bola setempat di Heemstede, Belanda. Karena ingin meneruskan pendidikan sementara tidak ingin mematikan karier sepak bolanya, ia pun hijrah ke Amerika.

Dipo pun sempat bergabung dengan Chivas USA, Turbo FC, LA Legends, LA Blues, dan Deportivo Knights.

Karena begitu berprestasinya, di usia 23 tahun, pada tahun 2012, ia sempat dipanggil pulang ke Indonesia oleh PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) untuk memperkuat tim nasional.

Karena syarat menjadi anggota timnas adalah bergabung dengan salah satu klub sepak bola, ia pun sempat melakukan trial dengan Persebaya (Surabaya), Sriwijaya (Palembang), Arema (Malang), dan Persijap (Jepara).

Mengapa Dipo meninggalkan dunia sepak bola? Alasannya, sederhana, karena pada 2015 Indonesia mendapat sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasioal (FIFA) yang membuat tim nasional Indonesia dan seluruh klub asal Tanah Air tidak bisa berlaga di kompetisi-kompetisi resmi FIFA dan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia).

Atau singkat kata, larangan FIFA yang terlahir karena intervensi Pemerintah Indonesia terhadap sepak bola Indonesia itu, dunia sepak bola profesional Tanah Air menjadi gelap gulita.

Baca juga:

“Pas sepak bola Indonesia di-banned itulah, aku sudah 100 persen bilang aku tidak bisa main bola lagi, dan memutuskan pensiun dan fokus ke bisnis,” jelasnya.

Dipo tak sungkan terjun langsung melayani pelanggan.DOK CORNELIUS DIPO ALAM via VOA INDONESIA Dipo tak sungkan terjun langsung melayani pelanggan.
Dipo termasuk beruntung. Saat itu, ia belum menandatangani kontrak dengan satu pun klub sepak bola Tanah Air, dan lebih memilih mempertahankan status permanent resident-nya di AS dengan kembali ke California sambil menimbang-nimbang masa depannya.

Sebagai informasi, status itu sendiri diperolehnya berkat sponsor Chivas USA. Kalau saja ia menandatangani kontrak, menurut Dipo, bukan saja karier sepak bola profesionalnya yang kandas, tapi juga peluangnya untuk terjun di bisnis waralaba kuliner.

Dunia bisnis kuliner bukan hal asing bagi Dipo. Sewaktu kuliah jurusan Manajemen Bisnis di Pasadena City College, Pasadena, California, ia sempat bekerja di sebuah restoran sebagai pencuci piring untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

Ia kemudian juga sempat kerja sebagai pelayan di restoran waralaba Genghis Grill.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia juga bekerja untuk perusahaan makanan Pretzel dan jaringan waralaba Potato Corner sebagai manajer distrik yang bertugas memperbaiki kinerja penjualan cabang-cabangnya.

Di Potato Corner inilah Dipo mulai memberanikan diri untuk terlibat tidak hanya sebagai pegawai tapi juga pemilik salah gerainya. Iseng-iseng, ia mengajukan tawaran kepada salah satu bosnya untuk memberinya kesempatan mengambil alih kepemilikan sebuah gerai Potato Corner yang sedang kesulitan di Albuquerque, New Mexico.

Karena Dipo tidak punya modal, ia meminta bosnya menanamkan modal, sementara kontribusi Dipo adalah bekerja untuk mengelolanya tanpa mendapat gaji.

Baca juga:

“Aku mau offer fifty-fifty aku bilang. Kamu taruh duit, aku jalanin. Tapi aku tidak ambil salary. Jadi kalau kamu hilang duit, aku juga hilang duit. Tapi aku kerja mati-matian sampai toko itu berhasil,” imbuhnya.

Ya, Dipo berhasil, dan ia tidak hanya puas dengan satu melainkan dua gerai. Setelah itu sepak terjang Dipo seperti tidak terbendung. Ia sempat mencoba membuka gerai waralaba Jerky Guy, namun kemudian ditinggalkannya. Ia kemudian membuka waralaba Paleta Bar. Di bisnis yang disebut terakhir inilah Dipo mencetak sukses besar.

Sejak ia membuka Paleta Bar pertama di dekat Coronado Mall pada Juni 2017, ia kini memiliki 40 gerai yang tersebar di tujuh negara bagian di AS. Paleta, dalam bahasa Spanyol artinya "tongkat kecil", adalah es loli versi Meksiko, tetapi dibuat dengan bahan-bahan segar dan dilengkapi berbagai topping.

Paleta Bar, jumlah gerainya sudah mencapai 40 dan tersebar di tujuh negara bagian di AS.DOK CORNELIUS DIPO ALAM via VOA INDONESIA Paleta Bar, jumlah gerainya sudah mencapai 40 dan tersebar di tujuh negara bagian di AS.
Isaac Sandoval, seorang pengusaha di binis layanan kesehatan dan rel estat di Albuquerque mengaku kagum dengan keberhasilan Dipo. Dan, dia pula yang menominasikan Dipo untuk mendapat penghargaan orang-orang berprestasi di bawah usia 40 tahun di kota itu yang disebut “40 Under 40”. Nominasi yang diajukannya membuahkan hasil, dan Dipo tahun ini masuk daftar bergengsi itu.

“Ia pekerja keras. Mentalitas kerja yang dimilikinya sungguh mengagumkan. Saya sendiri mengetahui dia sewaktu tanpa sengaja mendengarkan sebuah podcast soal Dipo. Dia ternyata pemilik Paleta Bar."

"Dan kebetulan saya, istri, dan anak-anak saya hampir setiap hari pergi ke Paleta Bar untuk membeli es krim. Saya sungguh mengagumi jiwa kewirausahaannya. Paleta Bar berkembang luar biasa cepat,” komentarnya.

Sandoval mengatakan, jarang sekali pengusaha, khususnya wirausahawan, seperti Dipo mendapat pengakuan masyarakat. Orang-orang yang mendapat penghargaan “40 under 40” itu biasanya adalah mereka yang aktif bersosialiasi atau ber-networking.

Padahal, katanya, wirausahawan seperti Dipo dan dirinya punya kontribusi besar karena menciptakan lapangan pekerjaan, meski tidak punya banyak waktu untuk bersosialisasi karena tuntutan kerja. Sandoval sendiri masuk dalam daftar bergengsi itu pada tahun 2020, di usia 38 tahun.

Baca juga:

Penghargaan 40 Under 40- Pengakuan atas keunggulan jiwa kewirausahaan Dipo.DOK CORNELIUS DIPO ALAM via VOA INDONESIA Penghargaan 40 Under 40- Pengakuan atas keunggulan jiwa kewirausahaan Dipo.
Dipo mempelajari keterampilan bisnis sejak usia muda sewaktu di Indonesia. Ibunya ketika itu selalu bangun pukul 4 pagi untuk menyiapkan makanan yang dijual di kedainya. Dia juga selalu bangun pagi untuk berlatih sepak bola.

Ibunya tidak pernah memberinya uang saku untuk pergi sekolah. Ibunya malah memberinya lima bungkus makanan yang harus dijualnya di sekolah agar Dipo mendapat uang jajan. Ibunya itu secara tidak langsung mengajarkan Dipo untuk bekerja keras bila ingin berhasil.

“Keputusasaan adalah motivasi tertinggi,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia belajar sejak awal bahwa kerja keras membawa imbalan besar.

Sewaktu pertama kali hijrah ke AS, hidup Dipo juga tidak mudah. Ia tinggal berdesak-desakan di sebuah apartemen dengan satu kamar tidur dan satu kamar mandi di kawasan pecinan Los Angeles. Kebutuhan akan makanan, biaya sekolah, dan lain-lain dipenuhinya dengan bekerja di restoran.

Dipo mengaku ia berbagi semangat kewirausahaan dengan karyawannya. Ia mencari karyawan yang memiliki keinginan untuk tumbuh bersamanya.

"Saya tidak ingin seseorang bekerja untuk saya, saya ingin mereka bekerja dengan saya," katanya.

Gerai Paleta Bar di Bernalillo, contohnya, akhirnya dibeli oleh manajer pengelolanya. Dipo berharap untuk membuat kesempatan itu tersedia bagi semua orang di timnya.

Membantu Tuna Wisma?Lewat organisasi Last Chance Ministry, Dipo menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah sosial.DOK PALETA BAR via VOA INDONESIA Membantu Tuna Wisma?Lewat organisasi Last Chance Ministry, Dipo menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah sosial.
Dipo menekankan pentingnya membantu orang lain yang kurang beruntung. Ia secara reguler menyumbang ke Rumah Sakit Anak Universitas New Mexico dan pernah menyumbang ke organisasi Make A wish.

Pada hari Minggu, ia biasa terlihat di Coronado Park menyumbangkan makanan atau berbagai kebutuhan lain untuk para tunawisma melalui organisasi Last Chance Ministry.

Baca juga:

Pria yang baru saja menikah dan memiliki seorang putra tiri ini ingin karyawannya berbagi antusiasmenya untuk memberikan layanan yang baik dan produk yang sempurna.

Ia dan stafnya selalu menyambut setiap pelanggan dengan senyum dan sapaan saat mereka melewati pintu. Apa yang tidak akan Anda lihat di tokonya adalah karyawan yang berdiri sambil menatap ponselnya.

"Saya memulai dari nol," katanya. “Kita harus bekerja keras kalau ingin berhasil. Lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan yang melakukan sisanya.”

Dipo percaya bahwa datang ke Amerika Serikat telah memberinya banyak peluang. Dipo yang kini berstatus warga negara AS mengatakan, “Jika Anda ingin menghargai hidup di AS, pergilah ke negara dunia ketiga dan Anda akan merasa bersyukur berada di sini,” kata Alam. “This is the land of opportunity.”

Sulit tinggalkan sepak bola. Dipo bersama istri, putra tiri dan pemain New Mexico United.DOK CORNELIUS DIPO ALAM via VOA INDONESIA Sulit tinggalkan sepak bola. Dipo bersama istri, putra tiri dan pemain New Mexico United.
Bagaimana dengan kecintaannya pada dunia sepak bola? Dipo mengaku menjadi relawan pelatih sepak bola di kesebelasan anak tirinya di sekolah. Ia juga menjalin hubungan akrab dengan klub sepak bola kebanggaan negara bagian di mana ia tinggal, New Mexico United.

Ia tidak hanya sering bermain sepak bola dengan sejumlah anggota klub itu, tapi juga membantu mengembangkan bisnis sampingan New Mexico United.

Baca juga: Kisah Moorissa Tjokro, Satu-satunya Gadis WNI Insinyur Autopilot Mobil Tesla

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Mimpi Jadi Pemain Sepak Bola Profesional, Sukses Jadi Pengusaha di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com