Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Menyamar sebagai Anak yang Hilang dari Tuan Tanah Kaya, Kuasai Harta Selama 41 Tahun

Kompas.com - 06/07/2022, 22:00 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

Banyak hal yang tidak jelas tentang Gosain sebelum dia masuk ke keluarga Singh.

Dokumen-dokumen resmi miliknya menunjukkan tanggal lahir yang berbeda-beda. Misalnya pada catatan di sekolah mengengah, dia tercatat lahir pada Januari 1966.

Sedangkan pada KTP-nya dia lahir pada Februari 1960. Lain lagi dengan kartu identitas pemilihnya, di mana dia tercatat lahir pada 1965.

Sedangkan pada basis data pemerintah daerah pada 2009 untuk mendapatkan jatah sembako, usianya tercantum 45 tahun, yang berarti dia lahir pada 1964.

Padahal menurut keluarganya aslinya, Gosain berusia "sekitar 62 tahun", dihitung berdasarkan tanggal lahirnya pada kartu nasional.

Baca juga: Jurnalis Rusia Peraih Nobel Perdamaian Jual Medali Rp1,5 Triliun untuk Bantu Anak-anak Ukraina

Ada beberapa hal yang bisa dikonfirmasi oleh penyelidik, salah satunya bahwa Gosain adalah anak bungsu dari seorang petani di Jamui yang memiliki empat anak.

Dia bisa bernyanyi dan kesulitan mencari pekerjaan, sehingga meninggalkan rumah pada 1981.

Kumar, seorang polisi senior di Jamui, mengatakan bahwa Gosain pernah menikah muda, namun kemudian ditinggalkan oleh istrinya.

"Sudah banyak yang tahu di desa asalnya bahwa Gosain tinggal bersama keluarga tuan tanah di Nalanda," kata Hakim Manvendra Mishra.

Penguasaan harta keluarga Singh

Singh menikahkan Gosain dengan seorang perempuan dari kastanya sendiri, satu tahun setelah membawanya pulang.

Gosain kemudian memiliki dua putra dan tiga putri. Usai kematian Singh, dia mewarisi setengah dari rumah dua lantai yang berusia hampir seabad di wilayah Murgawan.

Setengah bagian rumah lainnya, yang dibatasi oleh tembok rendah, dimiliki oleh pewaris lain dari keluarga Singh.

Baca juga: Viral Cerita Anak Menangis, Ujian Dapat 6 Nilai A tapi Orangtua Kecewa

Rumah itu menghadap ke sebuah tangki air besar, dikelilingi pohon mangga, jambu biji, dan dipagari dinding bata dan gerbang besi tidak bercat. Udara di sekitarnya pengap.

Rumah tersebut pernah dihuni oleh tiga generasi, sehingga 16 kamar yang ada di dalamnya penuh dengan kehidupan. Tetapi sekarang, itu tampak hening dan mencekam. Halamannya tidak terawat dan mesin penggilingan gandum terlihat menua di salah satu sudutnya.

Putra sulung Gosain, Gautam Kumar, mengatakan bahwa ayahnya biasa tinggal di rumah dan mengelola sekitar 30 hektare lahan pertanian. Tanah itu menghasilkan beras, gandum, dan kacang-kacangan, yang sebagian besar ditanami oleh pekerja kontrak.

Menurut Kumar, keluarga itu tidak pernah membahas "kasus peniruan identitas" dengan ayahnya.

"Dia adalah ayah kami. Kalau kakek menerimanya sebagai putra, mengapa kita mempertanyakan itu? Bagaimana mungkin kamu tidak percaya dengan ayahmu?" tanya dia.

"Sekarang setelah bertahun-tahun, hidup dan identitas kami ikut terkatung-katung karena identitas ayah kami diambil. Kami hidup dalam cemas."

Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual pada Anak 50 Tahun Lalu Kembali Dibuka, Mantan Imam Jadi Terdakwa

Di pengadilan, Gosain pernah ditanya oleh Hakim Mishra tentang di mana dia tinggal dan dengan siapa dia hidup selama empat tahun menghilang.

Gosain mengelak menjawabnya. Dia mengatakan kepada hakim bahwa dia tinggal bersama orang suci di asramanya di Gorakhpur, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh. Tetapi dia tidak bisa menghadirkan saksi untuk mendukung klaim itu.

Gosain juga mengatakan kepada hakim bahwa dia tidak pernah mengaku sebagai anak yang hilang itu.

Dia mengatakan, Singh hanya "menerima saya sebagai putranya dan membawa saya pulang. Saya tidak menipu siapa pun dengan peniruan identitas. Saya adalah Kanhaiya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com