Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Menyamar sebagai Anak yang Hilang dari Tuan Tanah Kaya, Kuasai Harta Selama 41 Tahun

Kompas.com - 06/07/2022, 22:00 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

“Pembunuhan” identitas

Ironisnya, Kanhaiya sebenarnya seolah telah dilupakan di Murhawan, sebuah desa sepi berpenduduk 1.500 orang, mayoritas beragama Hindu kasta atas.

Gopal Singh, seorang pengacara senior di Mahkamah Agung sekaligus kerabatnya, mengingat sosok Kanhaiya sebagai anak yang "pemalu dan ramah".

"Ketika pria itu muncul empat tahun kemudian, dia sama sekali tidak mirip dengan Kanhaiya, tetapi ayahnya bersikeras bahwa pria itu adalah putranya yang hilang. Jadi apa yang bisa kami lakukan?"

Baca juga: AS Sahkan Vaksin Covid-19 Pertama untuk Bayi dan Anak-anak di Bawah 5 Tahun

Kameshwar Singh merupakan seorang tuan tanah berpengaruh yang diperkirakan memiliki lebih dari 60 hektare tanah. Dia meninggal dunia pada 1991.

Selama hampir empat dekade, dia terpilih sebagai pemimpin dewan desa. Kerabatnya berprofesi sebagai pengacara di Mahkamah Agung hingga anggota parlemen.

Singh memiliki tujuh anak perempuan dan satu anak laki-laki dari dua pernikahannya. Kanhaiya merupakan yang bungsu, anak kesayangan sekaligus pewarisnya. Menariknya, Singh tidak pernah datang ke pengadilan untuk membela Gosain.

"Saya telah memberi tahu penduduk desa, kalau kami menemukan pria itu (Gosain) bukan anak saya, kami akan mengembalikannya," kata Singh kepada polisi.

Kasus ini telah didengar oleh setidaknya belasan hakim selama empat dekade. Sampai akhirnya, pengadilan baru menggelar sidang selama 44 hari sejak Februari 2022 dan membacakan putusannya pada awal April silam.

Hakim Mishra memvonis Gosain bersalah. Pada Juni lalu. Pengadilan yang lebih tinggi memperkuat putusan itu dan menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara kepada Gosain.

Menurut pengadilan, tujuh saksi yang meringankan Gosain tidak dapat dipercaya.

Baca juga: Agen Mata-mata Rusia Coba Susupi Pengadilan Kejahatan Perang, Menyamar Jadi Anak Magang

Drama di pengadilan mencapai klimaksnya dengan pembelaan yang menunjukkan sebuah sertifikat kematian atas nama Dayanand Gosain.

Namun data yang tercantum di dalam sertifikat itu tidak konsisten. Sertifikat itu diterbitkan pada Mei 2014, tapi menyatakan bahwa Gosain meninggal pada Januari 1982.

Seorang polisi, Chittaranjan Kumar, mengatakan bahwa dia tidak menemukan catatan kematian Gosain setelah memeriksa data di wilayah itu, dan menyatakan bahwa sertifikat itu "jelas palsu".

Pengadilan pernah bertanya kepada para saksi dari pihak Gosain, mengapa sertifikat kematian dibuat 32 tahun setelah kematian. Mereka juga membantah bahwa itu adalah pemalsuan.

"Untuk membuktikan dirinya sebagai Kanhaiya, Gosain membunuh dirinya sendiri," kata Hakim Mishra.

Bukti yang memperkuat kebohongan Gosain adalah penolakannya untuk memberikan sampel DNA. Padahal permintaan sampel DNA pertama kali diajukan oleh penuntut pada 2014.

Baca juga: UNICEF: Anak-anak Ukraina Tak Boleh Diadopsi di Rusia

Selama delapan tahun dia menahan diri. Baru pada Februari lalu, dia menyampaikan secara tertulis penolakan untuk memberikan sampelnya.

"Tidak ada bukti lain yang diperlukan sekarang," kata pengadilan. "Terdakwa tahu bahwa tes DNA akan mengungkap klaim palsunya."

"Beban pembuktian terletak pada terdakwa untuk membuktikan identitasnya," tambah hakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com