Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Tunai Rp 6,6 Miliar Ditemukan dalam Koper di Tengah Pemilu Papua Nugini, Anak Perdana Menteri Ditangkap

Kompas.com - 06/07/2022, 19:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Mospal Marape, anak Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) James Marape, ditangkap setelah diduga bepergian dengan seorang pria yang membawa koper penuh uang tunai senilai 1,56 juta kina (setara Rp 6,6 Miliar), di tengah proses pemilihan umum (pemilu) di negara itu.

Mospal Marape mengonfirmasi kepada Guardian bahwa dia dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.

Tetapi, dia dibebaskan beberapa jam kemudian dan diizinkan untuk pergi dan memberikan suara pada Senin (5/7/2022), hari pertama pemilu Papua Nugini. Tidak ada tuduhan yang dikenakan atasnya.

Baca juga: China dan Papua Nugini Bahas Kesepakatan Perdagangan Bebas

Perdana Menteri Marape mengatakan putranya tidak terlibat dalam pengiriman uang dan situasinya "tidak ada hubungannya dengan saya".

Lebih lanjut kepada Guardian, Perdana Menteri itu mengeklaim anaknya tidak ada di pesawat yang membawa uang tersebut. Putranya juga bukan bagian dari tim yang membawa uang.

“Itu adalah masalah yang sepenuhnya terisolasi dari orang lain yang mengangkut uang yang kebetulan adalah direktur perusahaan. Tidak ada hubungannya dengan saya. Anak saya tidak terlibat dalam pengiriman uang. Dia hanya kebetulan ada di sekitarnya,” kata dia.

Mospal Marape ditangkap bersama Sethy Palipe juga dari Provinsi Hela, dan direktur pelaksana Perusahaan Konstruksi Ipwenz, sebuah perusahaan konstruksi lokal yang bertanggung jawab atas proyek-proyek bernilai jutaan dolar di negara tersebut.

Seorang perwakilan dari perusahaan Ipwenz mengatakan bahwa uang itu akan digunakan untuk proyek jalan.

Baca juga: Alasan Bougainville Memilih Merdeka dari Papua Nugini, Calon Negara Baru Dekat Indonesia

Jerry Manda, juru bicara Perusahaan Konstruksi Ipwenz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa desas-desus yang beredar bahwa uang itu untuk pemilihan umum adalah "salah dan palsu".

“Uang itu untuk pembayaran perbaikan proyek Jalan Nipa Ambua. Ini bukan pertama kalinya Ipwenz menarik uang sebanyak itu untuk keperluan konstruksi.”

Dia menambahkan, mengingat Ipwenz menjalankan proyek 100 juta kina, maka uang di dalam koper itu "bukan uang besar".

Seorang petugas polisi yang terlibat dalam penangkapan, yang tidak berwenang untuk berbicara dalam rekaman tersebut mengatakan polisi menerima informasi tentang pengiriman uang tersebut.

"Kami menghentikan dan menggeledah mobil dan pengemudi yang diduga melindungi kopernya sehingga ketika kami menggeledah kami menemukan uang tunai dalam jumlah besar," kata petugas itu.

Baca juga: Kali Pertama, Papua Nugini Gelar Pemakaman Massal Pasien Covid-19

“Kami harus menanyai dan menahan mereka selama beberapa jam dan kemudian (kami membebaskan) mereka dengan uang tunai, karena mereka memiliki alasan yang sah sehingga kami tidak dapat menuntut mereka.”

Pemungutan suara dalam pemilihan nasional Papua Nugini dimulai pada Senin (4/7/2022), dan akan berlanjut selama tiga minggu. Hasilnya diharapkan diumumkan pada akhir Juli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com