BEIJING, KOMPAS.com – China bersedia memperdalam kerja sama dengan Rusia dalam kerangka multilateral, termasuk G20.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu kepada Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China, pertemuan tersebut dilangsungkan pada Selasa (5/7/2022).
Baca juga: China Bantah Tuduhan NASA soal Ambil Alih Permukaan Bulan
Dilansir Reuters, China juga bersedia memperkuat koordinasi strategis dengan Rusia dan memperluas kerja sama praktis di berbagai bidang.
Sebelumnya, Rusia dan China meresmikan jembatan jalan pertama antara kedua negara pada 10 Juni.
Peresmian jembatan ini dilakukan saat Moskwa berporos ke Asia di tengah konfrontasinya dengan Barat terkait invasi ke Ukraina.
Jembatan sepanjang 1 Kilometer (Km) di atas Sungai Amur ini menghubungkan Kota Blagoveshchensk di wilayah timur jauh Rusia dengan Heihe di China bagian utara.
Baca juga: Menlu AS Akan Bertemu Menlu China di G20 Bali, tapi Tidak dengan Menlu Rusia
Dilansir AFP, pembangunan jembatan itu selesai dua tahun lalu, namun peresmiannya ditunda karena pandemi Covid-19.
Selama acara peresmian di Blagoveshchensk, jembatan dibuka untuk lalu lintas barang, dengan lewatnya truk pertama disambut oleh kembang api.
Jembatan itu memiliki dari dua jalur lalu lintas dan dilaporkan menelan biaya pembangunan sekitar 19 miliar rubel (sekitar Rp 4,7 miliar).
Baca juga: Utusan Vatikan di Hong Kong Peringatkan Soal Ancaman akan Kebebasan Beragama oleh China
Rusia dan China selama beberapa tahun terakhir telah meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi karena keduanya didorong oleh keinginan untuk mengimbangi apa yang mereka anggap sebagai dominasi global AS.
Perdagangan antara Rusia dan China, juga telah berkembang sejak normalisasi hubungan antara kedua raksasa pada akhir 1980-an, tetapi selalu menghadapi kurangnya infrastruktur transportasi di kawasan itu.
Denisov meyakini, pembukaan jembatan darat pertama Rusia-China dan peluncuran lalu lintas kargo itu akan memfasilitasi pertumbuhan omset perdagangan antara kedua negara hingga 200 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.910,1 triliun).
Baca juga: Beijing Tanggapi Tuduhan NASA Soal Rencana China untuk Mengambil Alih Bulan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.