Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah WNI Tak Terdampak Kenaikan Harga di Australia Berkat Berkebun dan Beternak Sendiri

Kompas.com - 04/07/2022, 18:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Selama bertahun-tahun, keberadaan panel tersebut telah memotong biaya pengeluaran listrik keluarga Nila dan bahkan memberikan keuntungan finansial.

Meski demikian di tengah inflasi, keuntungan dari penggunaan panel suryanya semakin menipis.

"Hingga bulan Mei kemarin saya bayar 87,47 dollar Australia (untuk tiga bulan) sementara Mei tahun lalu saya hanya bayar 73,57 dollar Australia," katanya.

"Tapi tetap lebih menguntungkan kalau punya panel surya seperti ini. Kalau tidak mungkin biayanya sudah di atas 100 atau 200-an dollar Australia".

Baca juga: Akibat Wabah PMK di Indonesia, Ekspor Sapi Australia Nyaris Terhenti

Permintaan panel surya meningkat

Saat ini, banyak orang Australia aktif melirik pola hidup ramah lingkungan.

Dewan Energi Bersih Australia mengatakan bisnis yang adalah anggota mereka melaporkan kenaikan minat pembelian panel surya sebanyak 50 persen.

"Berita media seputar kenaikan biaya listrik dan ancaman gangguan ketersediaan listrik baru-baru ini tampaknya mendorong peningkatan minat ini," ujar Kate Thornton, kepala organisasi tersebut.

PowerHousing, organisasi yang menangani perumahan masyarakat dengan mengembangkan dan mengelola perumahan yang terjangkau, melaporkan bahwa hampir 8 juta rumah di Australia tidak hemat energi.

Rumah seperti ini menimbulkan emisi karbon dalam jumlah yang signifikan di Australia.

Henry Michael Pattie yang bekerja sebagai konsultan manajemen energi, mengatakan sekarang adalah waktu yang ideal untuk mempertimbangkan panel surya.

Baca juga: Perkuat Kerja Sama Pendidikan, KBRI Canberra Teken MoU dengan Catholic Education South Australia

Henry mengatakan keputusan untuk memasang panel surya dan baterai di rumahnya di Glen Osmond, Australia Selatan, telah membantunya menghemat setidaknya 1.500 dollar Australia (Rp10 juta) setahun.

"Sekarang, ketika semua harga naik, saya masih bisa menabung," katanya.

"Ini juga membantu mengurangi emisi karbon dari energi yang saya konsumsi," ungkap Henry.

Terlepas dari meningkatnya minat panel surya baru-baru ini, Emi Mingui Gui, peneliti dari Climateworks Center di Monash University, mengatakan kenaikan biaya hidup akan mempersulit mereka yang memiliki "daya beli lebih rendah" untuk berinvestasi dalam energi bersih.

"(Ini) mungkin berarti rencana untuk beralih ke kendaraan listrik atau membeli panel surya, baterai, peralatan hemat energi, semua itu harus ditunda," jelas dia.

Dr Emi mengatakan sementara inflasi mungkin memaksa orang untuk menggunakan lebih sedikit energi dalam jangka pendek, pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk membantu individu dan bisnis membuat perubahan jangka panjang.

"Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, jalan kita masih panjang," beber dia.

Australia berada di peringkat 52 dari 76 negara dan wilayah dalam hal kemajuan dan komitmen untuk membangun masa depan rendah karbon, menurut survei Indeks Masa Depan Hijau MIT tahun ini.

"Dalam hal kepadatan energi, intensitas per kapita, kami masih salah satu yang tertinggi di dunia, jadi ada banyak hal yang harus dilakukan," kata Dr Emi.

Baca juga: Daftar Negara Bagian di Benua Australia dan Ibu Kotanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com