Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah WNI Tak Terdampak Kenaikan Harga di Australia Berkat Berkebun dan Beternak Sendiri

Kompas.com - 04/07/2022, 18:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

"Kami punya banyak rempah, labu, ketimun, tomat, timun Jepang, juga pohon ceri," jelas dia.

Kebun Melissa memiliki tangki penampung air hujan.

Rumahnya juga telah dilengkapi dengan panel surya baterai, dan memakai tenaga listrik sehingga sama sekali tidak memakai gas.

Selain itu, mereka juga menambahkan insulasi di dalam rumah, yang menghambat perubahan suhu drastis, dengan menggunakan jendela berlapis dan tirai penutup jendela jenis 'honeycomb'.

Baca juga: Saat Siswa Sekolah di Australia Nyanyikan “Selamat Ulang Tahun” untuk Presiden Jokowi…

"Kami ingin supaya rumah kami hemat energi," kata Melissa.

Dia mengatakan semua ini membutuhkan modal setidaknya 40.000 dollar Australia atau Rp407 juta, namun kini sudah balik modal.

"Memang sulit untuk memulainya tanpa ketekunan, tapi kalau sudah memulai, semuanya perlahan menjadi lebih mudah," jelas dia.

"Sekarang kami bisa menghemat 10.000 dollar Australia (Rp101 juta) sampai 12,000 dollar Australia (Rp122 juta) dari tidak menggunakan banyak bensin, listrik dan mengonsumsi buah dan sayur yang ditanam sendiri," tambah Melissa.

Tidak berhenti di sana, keluarga Melissa juga selama ini memilih membeli pakaian bekas, meminjam mainan untuk anaknya Kieran dari perpustakaan, dan membuat perabotan dari materi yang tidak terpakai.

WNI lainnya

Serupa dengan Melissa, WNI lainnya di Australia Selatan, Nila Osborne juga merasakan keuntungan dari memiliki kebun sendiri.

Sejak pindah dari Alice Springs, Australia Utara pada 2016, Nila membawa kebiasaan berkebun dia dan suaminya ke Adelaide.

Baca juga: Berkunjung ke Malaysia, Menlu Australia Sebut Negaranya Bagian dari Asia

"(Di kebun) Ada lemon, limau, tomat tapi sudah mati karena musim dingin, serai, cabe yang pasti, selada tapi sudah habis, kemangi, dan rempah lain seperti parsley," kata Nila.

"Saya juga punya pohon alpukat yang buahnya banyak sekali dan terkadang saya jual," tambah dia.

Nila mengaku merasa lega karena di tengah kenaikan harga, dia masih bisa menghemat pengeluaran bahan makanan dengan mengonsumsi hasil kebunnya yang dibekukan.

Selain memiliki kebun, Nila juga sudah sejak 2016 memasang panel surya di rumahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com