Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macron, Scholz, dan Draghi Akhirnya Kunjungi Kyiv, Tunjukkan Dukungan untuk Ukraina

Kompas.com - 16/06/2022, 16:33 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi tiba di Kyiv, Ukraina, pada Kamis (16/6/2022).

Ketiga pemimpin tersebut berkunjung ke Kyiv untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Ukraina yang berjuang melawan serangan Rusia.

Kunjungan Macron, Scholz, dan Draghi ke Kyiv tersebut akhirnya terealisasi setelah melalui perencanaan selama beberapa pekan, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Dituduh Setengah Hati Bantu Ukraina, Pemimpin dari Tiga Negara Terbesar Uni Eropa Akan ke Kyiv

“Ini momen penting. Ini adalah pesan persatuan yang kami kirimkan ke Ukraina,” kata Macron saat tiba di Kyiv.

Ditanya mengapa kunjungan itu terjadi sekarang, seorang pejabat Perancis menjawab bahwa mereka mempertimbangkan yang terbaik untuk dilakukan sebelum KTT Uni Eropa pekan depan.

KTT Uni Eropa tersebut akan membahas permohonan Kiyv untuk bergabung dengan blok tersebut.

Baca juga: Ukraina Abaikan Ultimatum Severodonetsk, Desak Barat Kirim Senjata Lebih Cepat

Komisi Eropa akan membuat rekomendasi pada Jumat (17/6/2022) tentang status Ukraina sebagai kandidat Uni Eropa.

Pejabat Perancis tersebut menuturkan, harus ada keseimbangan antara aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan negara-negara yang sudah menjadi kandidat.

“Kita tidak boleh mengacaukan atau memecah Uni Eropa,” kata pejabat Perancis tersebut.

Baca juga: PBB: Terlalu Dini Sebut Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina

Heroik

Berbicara di Romania pada Rabu (15/6/2022), Macron mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Eropa untuk meyakinkan Ukraina atas ambisi Uni Eropa-nya.

“Kami berada pada titik di mana kami perlu mengirim sinyal politik yang jelas, kami orang Eropa, terhadap Ukraina dan rakyatnya ketika berjuang secara heroik,” ujar Macron.

Sebelumnya, Kyiv menuduh Perancis, Jerman, dan Italia “menyeret kaki” mereka dalam mendukung Ukraina.

Ukraina menyebut ketiga negara tersebut lamban mengirim persenjataan dan menempatkan kemakmuran mereka sendiri di atas kebebasan dan keamanan Ukraina.

Baca juga: Negara-negara Sekutu Akan Bahas Kebutuhan Pertahanan Ukraina

Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych, mengatakan kepada surat kabar Jerman, Bild, bahwa dia khawatir ketiga pemimpin itu akan menekan Kyiv menerima kesepakatan damai yang menguntungkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Mereka akan mengatakan bahwa kita perlu mengakhiri perang yang menyebabkan masalah pangan dan masalah ekonomi, bahwa kita perlu menyelamatkan wajah Putin,” kata Arestovych.

Mengatasi kekhawatiran tersebut, Draghi mengatakan bahwa penting untuk membuka pembicaraan damai sesegera mungkin.

Tetapi, dia menambahkan bahwa kesepakatan damai harus dengan syarat yang dianggap dapat diterima oleh Ukraina.

Baca juga: Rusia: Hukuman Mati untuk 3 Pejuang Ukraina Jadi Peringatan Tentara Bayaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com