Penulis: VOA Indonesia
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan memimpin pertemuan puluhan mitranya dari negara-negara anggota NATO dan lainnya hari Rabu (15/6/2022). Mereka akan membahas upaya terbaru untuk meningkatkan bantuan militer bagi Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia selama hampir empat bulan.
Pembicaraan ini berlangsung di sela-sela pertemuan menteri pertahanan NATO di markas besar NATO di Brussels.
Pertemuan virtual Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina bulan lalu menarik kedatangan wakil-wakil dari hampir 50 negara dan janji paket bantuan baru. Para pejabat Ukraina terus mendesak mitra-mitra internasional untuk mengirim lebih banyak senjata, khususnya artileri berat, untuk membantu pasukan Ukraina melawan Rusia.
Baca juga: Rusia Minta Pasukan Ukraina di Sievierodonetsk Menyerah
“Pertanyaannya adalah apa yang diperlukan Ukraina untuk melanjutkan keberhasilan yang telah mereka lihat dalam memperlambat dan menggagalkan tujuan Rusia, dan ini akan menjadi fokus utama para menteri pertahanan,” kata seorang pejabat senior AS menjelang pertemuan pada Rabu.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan pada Selasa (14/6/2022) bahwa Ukraina harus memiliki lebih banyak senjata berat. Ia mengatakan, pasukan Ukraina betul-betul bergantung pada itu untuk dapat melawan invasi brutal Rusia.
Pembicaraan ini berlangsung sementara pasukan Rusia berusaha meraih kontrol penuh atas kota industri di bagian timur, Sievierodonetsk, di kawasan Donbass. Upaya ini telah dinyatakan Rusia sebagai fokus utama operasinya di Ukraina.
“Bertahan di Donbass sangatlah penting,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pesan video pada Selasa malam. “Donbass merupakan kunci dalam menentukan siapa yang akan mendominasi dalam beberapa pekan mendatang.”
Baca juga: Dampak Serangan China ke Taiwan Bisa Lebih Parah dari Perang Rusia-Ukraina
Rusia kini menguasai sekitar 80 persen wilayah Sievierodonetsk dan telah menghancurkan ketiga jembatan keluar kota itu, kata Gubernur Luhansk Serhiy Haidai, Selasa.
Dengan dihancurkannya jembatan itu oleh Rusia, Haidai mengakui bahwa evakuasi massal warga sipil dari Sievierodonetsk kini “mustahil” karena pengeboman dan pertempuran tanpa henti di sana.
Ia mengatakan pasukan Ukraina telah didesak ke pinggiran kota karena metode bumi hangus dan gempuran artileri berat yang digunakan Rusia.
Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Negara-Negara Sekutu akan Bahas Kebutuhan Pertahanan Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.