Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia: Hukuman Mati untuk 3 Pejuang Ukraina Jadi Peringatan Tentara Bayaran

Kompas.com - 15/06/2022, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia mengatakan, vonis hukuman mati yang dijatuhkan wilayah separatis kepada tiga pejuang asing harus menjadi peringatan bagi tentara bayaran yang berjuang untuk Ukraina.

Pekan lalu, pengadilan di Republik Rakyat Donetsk menjatuhkan hukuman mati kepada dua warga negara Inggris dan satu warga Maroko.

Dua warga Inggris tersebut masing-masing bernama Aiden Aslin (28) dan Shaun Pinner (48). Sedangkan seorang warga Maroko bernama Saaudun Brahim.

Baca juga: Kasus Penulis Tembak Mati Pasangannya Ramai di AS, Tersangka Pernah Tulis Esai “Bagaimana Cara Membunuh Suamimu”

Ketiganya dituduh sebagai "tentara bayaran" setelah bertempur bersama pasukan Ukraina, tuduhan yang membawa hukuman mati di wilayah separatis pro-Rusia tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Rabu (15/6/2022), hukuman yang dijatuhkan kepada tiga orang tersebut akan menjadi contoh yang jelas bagi tentara bayaran.

Di sisi lain, para pejabat Barat mengatakan bahwa ketiga orang tersebut seharunya diperlakukan sebagai tentara biasa yang ditawan dalam perang.

Oleh karenanya, mereka berhak atas perlindungan di bawah Konvensi Jenewa, sebagaimana dilansir The Independent.

Baca juga: Pemimpin Republik Rakyat Donetsk Tolak Cabut Hukuman Mati untuk 3 Pejuang Asing Ukraina

Sebelumnya, Pemimpin Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin mengatakan kepada wartawan bahwa ketiga orang tersebut adalah tentara bayaran.

“Mereka datang ke Ukraina untuk membunuh warga sipil demi uang. Itu sebabnya saya tidak melihat kondisi apa pun untuk meringankan atau mengubah hukuman,” kata Pushilin, sebagaimana dilansir AFP, Minggu (12/6/2022).

Pushilin mengatakan, pengadilan telah mengeluarkan hukuman yang “sangat adil” kepada tiga warga negara asing tersebut.

Dia juga menuduh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengabaikan nasib mereka dan gagal menghubungi otoritas separatis.

Baca juga: Polisi India Tembak Mati 2 Pengunjuk Rasa dalam Protes Pernyataan Politisi BJP soal Nabi Muhammad

Pushilin berbicara pada konferensi pers yang dihadiri oleh AFP di Mariupol, kota yang dijadikan ibu kota oleh Republik Rakyat Donetsk.

Pada Jumat (10/6/2022), juru bicara Johnson mengaku terkejut dengan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Aslin, Pinner, dan Saadun.

"Jelas mereka adalah anggota angkatan bersenjata Ukraina dan karena itu merupakan tawanan perang," kata juru bicara tersebut.

Baca juga: Malaysia Selangkah Menuju Penghapusan Hukuman Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com