Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Terlalu Dini Sebut Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina

Kompas.com - 15/06/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com – Komisi PBB untuk Ukraina mengatakan telah menerima beberapa tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan Rusia.

Namun, Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina mengatakan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah Rusia melakukan kejahatan perang.

Dalam konferensi pers di Kyiv, Rabu (15/6/2022), Kepala Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina Erik Mose mengaku bahwa pihaknya menerima sejumlah laporan.

Baca juga: Rusia: Hukuman Mati untuk 3 Pejuang Ukraina Jadi Peringatan Tentara Bayaran

“Di Bucha dan Irpin, komisi telah menerima informasi tentang pembunuhan sewenang-wenang terhadap warga sipil, perusakan dan penjarahan properti, serta serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk sekolah,” kata Mose.

Dia menambahkan, Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina juga mengamati penghancuran skala besar di wilayah Kharkiv dan Sumy.

“Yang diyakini sebagai hasil dari pengeboman udara, tembakan atau serangan rudal terhadap sasaran sipil,” ujar Mose, sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Rusia Minta Pasukan Ukraina di Sievierodonetsk Menyerah

Kendati demikian, lanjut Mose, PBB belum pada posisi untuk memberikan karakterisasi hukum penuh dari peristiwa yang terjadi di dekat Kyiv pada Maret.

Dia mengatakan, bukti-bukti yang telah dikumpulkan dapat, jika dikonfirmasi nanti, mendukung tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

“Termasuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” papar Mose.

Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina, yang dibentuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Maret, akan menyelesaikan misi pertamanya pada Kamis (16/6/2022).

Baca juga: Dampak Serangan China ke Taiwan Bisa Lebih Parah dari Perang Rusia-Ukraina

Selama kunjungan ke Bucha, Irpin, Kharkiv, dan Sumy, komisi tersebut mengumpulkan kesaksian dari warga sipil dan bertemu dengan otoritas lokal serta organisasi masyarakat sipil.

“Adalah satu hal untuk menyaksikan pemusnahan massal, misalnya, atau menerima laporan pembunuhan yang disengaja,” kata anggota komisi, Pablo de Greiff.

“Tetapi adalah hal lain untuk mengambil keputusan tentang tanggung jawab dengan kualifikasi hukum dari fakta-fakta ini,” sambung de Greiff.

Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Ukraina akan kembali ke negara itu bulan depan untuk melanjutkan pekerjaannya.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Siap Buka Evakuasi dari Pabrik Kimia Severodonetsk tapi Dikirim ke Wilayah Separatis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com