Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Turki Tak Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Kompas.com - 24/05/2022, 15:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNBC

 KOMPAS.com - Ketika Finlandia dan Swedia mengumumkan minat mereka untuk bergabung dengan NATO, kedua negara Nordik ini diharapkan akan segera diterima sebagai anggota aliansi pertahanan.

Tetapi bergabung dengan NATO membutuhkan persetujuan konsensus dari semua anggota yang ada.

Turki, yang jadi salah satu anggota kelompok yang paling penting secara strategis dan kuat secara militer, tidak senang atas bergabungnya kedua negara itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun saat ini seolah memiliki kekuatan untuk menentukan masa depan aliansi NATO.

Baca juga: Munculkan Rasa Aman, Perusahaan Ini Luncurkan Bir Bertema NATO

Dilansir CNBC, Erdogan telah memblokir upaya awal NATO untuk mempercepat aplikasi Finlandia dan Swedia, dengan mengatakan keanggotaan mereka akan menjadikan aliansi itu "tempat di mana perwakilan organisasi teroris terkonsentrasi."

Pada 2022, NATO telah diperluas untuk mengizinkan tiga negara bekas Soviet dan semua negara bekas Pakta Warsawa.

Hal itu telah membuat mengirim diplomat Barat bekerja agar Turki berpihak, karena Ankara menyajikan daftar keluhan kepada duta besar NATO tentang masalahnya dengan negara-negara Nordik, khususnya Swedia.

Lalu, apa keluhan Turki terhadap Swedia dan Finlandia?

Baca juga: Rusia Akan Bangun Pangkalan Militer Baru sebagai Balasan untuk Rencana Perluasan NATO

Ketika Erdogan berbicara tentang "teroris" dalam konteks ini, yang dia maksud adalah Partai Pekerja Kurdi atau PKK, sebuah gerakan separatis Marxis Kurdi yang telah memerangi pasukan Turki terus-menerus sejak tahun 1980-an.

Ini beroperasi sebagian besar di Turki tenggara dan sebagian Irak utara.

PKK diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Turki, serta AS, Kanada, Australia, dan Uni Eropa.

Faktanya, Swedia adalah salah satu negara pertama yang menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris pada tahun 1984.

Namun, Turki mengeklaim bahwa Swedia telah mendukung anggota PKK dan memberikan perlindungan bagi mereka.

Baca juga: Turki Kembali Keberatan Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Swedia menyangkal hal ini, dengan mengatakan bahwa mereka mendukung orang Kurdi lainnya yang tidak tergabung dalam PKK, tetapi rinciannya lebih rumit.

Sejak 1984, antara 30.000 dan 40.000 orang diperkirakan tewas dalam pertempuran antara PKK dan pemerintah Turki, menurut Crisis Group. PKK telah melakukan sejumlah serangan di Turki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com