Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki: Ada Sekutu NATO yang Ingin Perang di Ukraina Lebih Lama untuk Melemahkan Rusia

Kompas.com - 21/04/2022, 10:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Turki menuduh beberapa sekutu NATO-nya menginginkan perang di Ukraina berlangsung lebih lama untuk melemahkan Rusia.

"Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada CNN Turk dalam sebuah wawancara dilansir dari AFP pada Rabu (20/4/2022).

Baca juga: AS Pimpin Aksi Boikot atas Rusia di Pertemuan G20, Begini Tanggapan Sri Mulyani

"Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah," kata Cavusoglu, saat pembicaraan antara Ukraina dan Rusia tampaknya terhenti setelah pertemuan tatap muka terakhir di Istanbul bulan lalu.

Mereka telah dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan secara online.

Dia tidak menyebut negara mana pun secara langsung.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Rabu (20/4/2022) bahwa Ukraina "menarik diri dari apa yang telah menjadi kesepakatan".

Turki yang juga Anggota NATO telah memasok Ukraina dengan pesawat tak berawak, tetapi menghindar untuk juga menjatuhkan sanksi terhadap Rusia seperti yang dilakukan sekutu Barat.

Ankara menikmati hubungan baik dengan Kyiv dan Moskwa. Oleh karena itu, Turki telah berupaya menjadi penengah untuk mengakhiri konflik, dan menawarkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin.

Turki telah dua kali menjadi tuan rumah negosiasi langsung antara kedua belah pihak, pada 10 Maret antara menteri luar negeri Ukraina dan Rusia di kota selatan Antalya. Termasuk pada 29 Maret antara negosiator kedua belah pihak di Istanbul.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-56 Serangan Rusia ke Ukraina, Ultimatum Ketiga Rusia Diabaikan Mariupol, Jerman Hentikan Pengiriman Senjata

Negosiasi ulang

Ukraina pada Rabu (20/4/2022) menyerukan negosiasi mendesak dengan Rusia di Mariupol, yang tampaknya hampir jatuh setelah berminggu-minggu pengepungan.

Permintaan itu disampaikan ketika Vladimir Putin melenturkan otot militernya dengan peluncuran uji coba ICBM baru yang berkemampuan nuklir.

Washington meremehkan uji coba rudal balistik antarbenua dan mengatakan telah diberitahu sebelumnya.

Tetapi Putin mengatakan itu akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali", meningkatkan ketegangan hampir dua bulan setelah ia menginvasi Ukraina dan memicu krisis global.

Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di Laut Azov, telah berada di bawah pengepungan yang mengerikan hampir sejak invasi dimulai.

Pada Rabu (20/4/2022), Moskwa mengeluarkan seruan lain agar para pembela kota yang hancur itu menyerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com