KYIV, KOMPAS.com -Seorang komandan marinir di lini pertahanan terakhir Ukraina di Kota Mariupol yang dikepung tentara Rusia merilis pesan video pada Rabu (20/4/2022) pagi waktu setempat.
Menurutnya, dia dan anak buahnya hanya punya waktu beberapa jam lagi.
Dalam video yang dikirim ke BBC dan media lain, Mayor Serhiy Volyna mengatakan pasukannya tidak akan menyerah.
Baca juga: Ukraina Berupaya Kirim 90 Bus untuk Evakuasi 6.000 Orang dari Mariupol
Namun, dia memohon bantuan internasional untuk 500 serdadu yang terluka danratusan perempuan dan anak-anak yang bersembunyi bersama pasukannya di sebuah pabrik baja di Mariupol.
"Ini adalah alamat terakhir kami di dunia ini. Ini mungkin yang terakhir. Mungkin waktu kami hanya tersisa beberapa hari atau beberapa jam lagi," kata Mayor Volyna.
"Kami berseru kepada para pemimpin dunia untuk membantu kami. Kami mendesak mereka untuk mengadakan upaya evakuasi ke negara ketiga," tambahnya.
Pabrik baja Azovstal, yang luasnya mencapai 10 kilometer persegi, adalah posisi pertahanan terakhir tentara Ukraina di Mariupol.
Baca juga: Rusia Desak Pasukan Ukraina di Mariupol Menyerah Hari Ini Jika Ingin Hidup
"Pihak musuh mengerahkan unit-unit yang melebihi jumlah kami puluhan kali, mereka unggul di udara, artileri, pasukan infanteri, mesin-mesin, dan tank-tank," kata Mayor Volyna, komandan Brigade 36 Marinir.
Dia tidak menyebut berapa banyak tentara Ukraina yang tersisa di pabrik itu, namun menurutnya mereka "punya semangat juang yang hebat". Akan tetapi, kondisi mereka yang terluka "sangat buruk".
"Mereka berada di ruang bawah tanah, mereka hanya membusuk di sana," ungkapnya.
Pekan lalu, Presiden Ukraina, Voloymyr Zelensky, mengatakan kepada BBC bahwa dia menyakini sebanyak 20.000 orang boleh jadi tewas di Mariupol akibat gempuran Rusia di kota itu.
Jumlah itu belum termasuk orang-orang yang dibawa ke wilayah Rusia.
Baca juga: Ukraina Tunjukkan Video Sekutu Dekat Putin yang Ditahan Serukan Pertukaran dengan Evakuasi Mariupol
Rusia telah mengultimatum tentara Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka pada Rabu pukul 11.00 GMT atau 17.00 WIB.
Peringatan itu diberikan setelah tetara Rusia mengepung sekitar 130.000 warga kota itu selama 50 hari. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan obat-obatan, menurut wakil walikota.
Tapi mengapa Mariupol penting bagi Rusia sejak menginvasi Ukraina pada Februari lalu?