Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Siap Angkat Senjata jika Taiwan Diserang, China: Jangan Ikut Campur

Kompas.com - 24/05/2022, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

 TOKYO, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin (23/5/2022) bahwa AS akan campur tangan secara militer jika China mencoba mengambil Taiwan dengan paksa.

Meski begitu dilansir CNN, Gedung Putih menyangsikan komentar tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan AS.

Ini adalah ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir Biden mengatakan AS akan melindungi Taiwan dari serangan China, namun Gedung Putih menolak pernyataan itu.

Baca juga: Di Tokyo, Joe Biden Berkata Siap Bela Taiwan jika Diserang China

Selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, Biden ditanya apakah AS bersedia melangkah lebih jauh untuk membantu Taiwan jika terjadi invasi, serta perbedaannya dengan sikap AS pada Ukraina.

"Anda tidak ingin terlibat dalam konflik Ukraina secara militer karena alasan yang jelas. Apakah Anda bersedia terlibat secara militer untuk membela Taiwan jika itu terjadi?" seorang reporter bertanya.

"Ya," jawab Biden. "Itulah komitmen yang kami buat."

"Kami setuju dengan kebijakan Satu China. Kami menandatanganinya, dan semua perjanjian yang menyertainya dibuat dari sana, tetapi gagasan bahwa Taiwan dapat diambil dengan paksa tidak tepat," katanya Biden.

Baca juga: Jawaban Singkat Biden Saat Ditanya Pesan untuk Kim Jong Un: Hallo… Titik.

Di bawah kebijakan "Satu China", AS mengakui posisi China bahwa Taiwan adalah bagian dari China, tetapi tidak pernah secara resmi mengakui klaim Beijing atas pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu.

AS menyediakan senjata pertahanan Taiwan, tetapi dengan sengaja tetap ambigu terkait apakah akan akan campur tangan secara militer jika terjadi serangan China.

Tapi beberapa pejabat tinggi pemerintahan Biden terperangah oleh pernyataan itu. Beberapa pembantu mengatakan kepada CNN, menambahkan bahwa mereka tidak mengharapkan Biden untuk "begitu tegas."

Dalam sebuah pernyataan menyusul komentar Biden, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan posisi resmi AS tetap tidak berubah.

“Seperti yang dikatakan presiden, kebijakan kami tidak berubah. Dia (hanya) menegaskan kembali kebijakan Satu China kami dan komitmen kami terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Dia juga menegaskan kembali komitmen kami di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan untuk memberi Taiwan sarana militer untuk mempertahankan diri," kata pejabat itu.

Baca juga: Ini Isi Hutan Purba yang Ditemukan di Dasar Lubang Raksasa China

Dalam beberapa jam, China pun telah menyatakan "ketidakpuasan dan penentangan tegas" terhadap komentar Biden

Mereka mengatakan tidak akan membiarkan kekuatan eksternal ikut campur dalam "urusan internalnya."

"Mengenai masalah kedaulatan dan integritas teritorial China serta kepentingan inti lainnya, tidak ada ruang untuk kompromi," kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Baca juga: China Tanggapi Janji AS Lindungi Taiwan jika Diserang

"Kami mendesak pihak AS untuk sungguh-sungguh mengikuti prinsip Satu China ... berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatan tentang masalah Taiwan, dan tidak mengirim sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan dan separatis pro-Taiwan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com