MOSKWA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan pada Senin (23/5/2022), bahwa Rusia akan mempertimbangkan tawaran dari Barat untuk membangun kembali hubungan dan menentukan apakah itu diperlukan.
Menurut dia, Rusia yang pasti akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China.
Sergei Lavrov, dalam sesi tanya jawab di sebuah acara di Moskwa, mengatakan negara-negara Barat telah mendukung "russophobia" sejak Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina yang disebut oleh Moskwa sebagai operasi militer khusus.
Baca juga: Zelensky Hanya Mau Bertemu Putin untuk Akhiri Perang Rusia Ukraina
Dia menyampaikan, Rusia sedang bekerja untuk menggantikan barang-barang yang diimpor dari negara-negara Barat dan di masa depan, hanya akan bergantung pada negara-negara "yang dapat diandalkan" yang tidak terikat pada Barat.
"Jika mereka (Barat) ingin menawarkan sesuatu dalam hal melanjutkan hubungan, maka kami akan mempertimbangkan dengan serius apakah kami akan membutuhkannya atau tidak," kata Lavrov, menurut transkrip di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia.
Lavrov menyampaikan keluhan dengan negara-negara Barat yang katanya bertekad untuk mengubah aturan hubungan internasional yang merugikan Rusia.
"Kita harus berhenti bergantung dengan cara apa pun pada pasokan segala sesuatu dari Barat untuk memastikan pengembangan sektor-sektor yang sangat penting bagi keamanan, ekonomi, atau lingkungan sosial tanah air kita," ujar dia, dikutip dari Reuters.
Rusia mengatakan serangannya berusaha untuk mendemiliterisasi Ukraina setelah apa yang digambarkannya sebagai kudeta yang diilhami Barat pada tahun 2014 yang mewujudkan nasionalisme ekstrem dan mengusir presiden yang bersahabat dengan Rusia.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Bisnis Barat Balik ke Rusia | Wali Kota Enerhodar Kena Ledakan
Lavrov mengatakan tujuan Moskwa sekarang adalah untuk lebih mengembangkan hubungan dengan China.
"Sekarang Barat telah mengambil 'posisi diktator', hubungan ekonomi kami dengan China akan tumbuh lebih cepat," kata Lavrov.
"Selain pendapatan langsung untuk anggaran negara, ini adalah kesempatan (Rusia) untuk mengembangkan ke timur jauh dan timur Siberia," kata Lavrov.
China, katanya, memiliki teknologi informasi dan komunikasi yang sama sekali tidak kalah dengan Barat.
“Banyak hal di sini (kerja sama dengan China) akan memastikan keuntungan bersama," pendapat Lavrov.
“Rusia akan mengandalkan hanya diri kita sendiri. Jika negara-negara Barat berubah pikiran dan mengusulkan beberapa bentuk kerja sama, maka kita dapat memutuskan," kata dia.
Baca juga: Starbucks Umumkan Akan Keluar dari Rusia, Tutup 130 Gerai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.