Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok di Kokpit Sebabkan Pesawat EgyptAir Jatuh pada 2016, Tewaskan 66 Penumpang

Kompas.com - 28/04/2022, 10:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KAIRO, KOMPAS.com - Seorang pilot yang merokok di kokpit diyakini telah menyebabkan sebuah jet penumpang jatuh dan menewaskan semua orang di dalamnya, menurut kesimpulan penyelidikan para ahli Perancis.

AFP mewartakan pada Rabu (27/4/2022), menurut dokumen setebal 134 halaman yang dilihat oleh harian Italia Il Corriere della Sera dan dikirim ke pengadilan banding Paris pada Maret, kebakaran di atas pesawat kemungkinan disebabkan oleh dua faktor.

Yaitu kebocoran dari masker oksigen co-pilot, dan pembakaran rokok yang dihisap oleh pilot atau co-pilot.

Baca juga: 13 Kecelakaan Pesawat yang Mengubah Penerbangan Dunia

Penerbangan EgyptAir MS804 tiba-tiba menghilang dari layar radar pada 19 Mei 2016 dalam perjalanan ke Kairo dari Paris, menewaskan semua orang di dalamnya.

Menteri penerbangan Mesir pada awalnya mengatakan serangan teroris lebih mungkin menjadi penyebab pesawat daripada kurangnya perawatan.

Badan keselamatan penerbangan Perancis, bagaimanapun, mengatakan pesawat itu mengirimkan pesan otomatis yang menunjukkan asap di kabin dan kesalahan pada unit kontrol penerbangan beberapa menit sebelum kehilangan kontak.

Rekaman kotak hitam menguatkan hipotesis para ahli Perancis, menurut surat kabar Italia.

Para ahli secara khusus mengisolasi dua suara "gemerisik" yang berasal dari mikrofon yang dipasang pada masker kopilot, beberapa menit sebelum kecelakaan, mungkin menunjukkan aliran udara yang kuat, masker telah dipasang pada mode "darurat".

Api itu sendiri dimulai oleh "percikan atau nyala api" yang mungkin disebabkan oleh rokok.

Baca juga: 8 Kecelakaan Pesawat Terburuk di China Sebelum China Eastern Jatuh

Pada Juni 2018, dua ahli yang diminta oleh hakim investigasi di Paris menyoroti penggantian, tiga hari sebelum kecelakaan, dari kotak yang berisi masker oksigen kopilot, untuk alasan yang tidak diketahui.

"Penggantian peralatan ini membutuhkan verifikasi yang sangat hati-hati..., kebocoran oksigen menjadi sangat berbahaya", kata mereka.

Dan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Juli 2018, Biro Investigasi Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis (BEA) mengklaim bahwa "hipotesis yang dimungkinkan" adalah "bahwa kebakaran terjadi di kokpit..., api yang berkembang pesat dan menyebabkan kerugian pada kendali pesawat”.

Dokumen yang diungkapkan oleh Il Corriere della Sera juga mengungkapkan bahwa kedua pilot tersebut mengatakan bahwa mereka "lelah dengan penerbangan malam ini dan kurang tidur".

Namun, informasi yang tersedia untuk para ahli hukum menyarankan bahwa "jadwal istirahat telah dipenuhi".

Mereka yang tewas dalam kecelakaan itu termasuk 40 warga Mesir dan 15 warga Perancis.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Pesawat China Eastern Jatuh, Hutan Gunung sampai Terbakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com