Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Ramzan Kadyrov dan Pasukan Chechnya Pimpinannya dalam Perang Putin di Ukraina

Kompas.com - 25/04/2022, 18:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Kadyrov sempat mengunggah foto dirinya berpose dengan sekitar 30 pria. Dia berkata bahwa foto itu diabadikan di Mariupol.

Dia juga mengeklaim telah menemukan dan "menghukum" dengan tangannya sendiri seorang tentara Ukraina yang menyiksa seorang Rusia.

Para anak buah Kadyrov juga sering membanggakan diri karena "menghabisi" tentara Ukraina yang terluka. Kebrutalan seperti itu sesuai dengan reputasi yang diperoleh milisi Chechnya Kadyrovtsy, dalam konflik yang melibatkan Rusia sebelumnya.

Mereka terlibat dalam konflik-konflik sebelumnya, baik di Chechnya, di Ukraina pada 2014 dan juga di Suriah.

“Alat perang” Rusia

Aurelie Campana, pakar kekerasan politik dan Rusia di Universitas Laval di Kanada, menyebut pengerahan Kadyrovtsy adalah bagian dari "perang psikologis" Moskwa di Ukraina.

"Mengumumkan masuknya pasukan Kadyrov ke dalam perang dan propaganda yang mengelilinginya adalah bagian dari upaya untuk mengacaukan musuh," kata Campana.

Menurutnya, keterlibatan pasukan Chechnya bertujuan untuk memicu ketakutan masyarakat Ukraina.

"Mereka dikenal karena kekejamannya," kata Campana dalam sebuah analisis di situs The Conversation.

Baca juga: Menerka Jalannya Fase 2 Invasi Rusia ke Ukraina

Desas-desus bahwa Putin mengirim orang-orang Chechnya untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sudah menyebar sejak awal perang. Kadyrov juga telah bersumpah bahwa Zelensky akan segera menjadi "mantan presiden Ukraina".

Di sisi lain, Zelensky kemudian justru menjadi simbol perlawanan Ukraina. Dia menentang invasi Putin dengan rutin tampil di media sosial, meraih popularitas global dan juga mengolok-olok Kadyrovtsy.

Berapa banyak pasukan Chechnya di Ukraina?

Kadyrov pada pertengahan Maret lalu menyebut sekitar 1.000 anak buahnya berada di Ukraina. Tidak ada cara untuk memverifikasi angka tersebut.

"Tidak ada yang tahu persis berapa banyak orang Chechnya yang berperang di Ukraina, atau di mana tepatnya mereka ditempatkan," kata pakar politik Rusia Alexei Malashenko kepada AFP.

Kelompok lainnya di Chechnya nyatanya ada juga yang menentang Kadyrov. Mereka bahkan bergabung dengan pasukan Ukraina untuk melawan Rusia.

Sejumlah pakar mengatakan, milisi Kadyrovtsy dikirim Putin untuk menjaga ketertiban pasukan Rusia. Kebrutalan mereka tidak perlu dipertanyakan lagi, tapi keberhasilan mereka belum terbukti.

Baca juga: Pemimpin Chechnya Datangi Mariupol Ukraina, Bertemu Jenderal Rusia yang Dilaporkan Tewas

Sementara itu Kadyrov dengan penuh kemenangan sempat mengumumkan bahwa anak buahnya telah merebut gedung balai kota Mariupol. Tapi menurut laporan BBC, unggahan videonya sebenarnya mengacu pada gedung yang berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com