KOMPAS.com - Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya sekaligus sekutu Presiden Vladimir Putin, menyebut pasukan Rusia akan sepenuhnya mengambil alih pabrik baja Azovstal.
Tempat itu merupakan basis pasukan Ukraina yang berupaya keras mempertahankan kota pelabuhan Mariupol di Ukraina selatan.
Baca juga: Pemimpin Chechnya Peringatkan Serangan Rusia Berikutnya Akan Rebut Kyiv dan Kota Ukraina Lainnya
"Hari ini, dengan bantuan Yang Maha Kuasa, kami akan mengambil alih Azovstal sepenuhnya", kata Kadyrov dalam pesan audio di saluran Telegram miliknya, seperti dikutip kantor berita Reuters pada Selasa (19/04).
Rusia sudah meminta tentara Ukraina dan pasukan asing yang bersembunyi di pabrik Azovstal untuk meletakkan senjata, "jika ingin hidup".
Baca juga: Rusia Buka Suara Soal Pemicu Perang Dunia 3 yang Tak Terkait dengan Ukraina
Ramzan Kadyrov adalah putra seorang pemimpin kemerdekaan Chechnya, Akhmad Kadyrov.
Ayahnya beralih dan bergabung dengan Rusia. Kadyrov sendiri kemudian disebut kerap disebut sebagai anak didik Vladimir Putin.
Dia selama ini dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Republik Chechnya, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Ramzan Kadyrov menyambut baik invasi Putin ke Ukraina. Tak lama setelah pasukan Rusia berangkat ke Ukraina, dia mengatakan akan segera mengirim milisi untuk menyokong invasi Rusia.
Otokrat berusia 45 tahun itu sempat menyatakan akan melakukan perjalanan ke Mariupol, kota pelabuhan Ukraina yang terkepung dan mengalami kehancuran parah sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Kebakaran Besar Terjadi di Depot Minyak Bryansk Rusia, Dekat Ukraina
Ramzan Kadyrov, adalah pemimpin pasukan Chechnya bernama Kadyrovtsy yang terkenal karena "reputasi kejahatannya". Milisi Chechnya inilah yang dikerahkan untuk bergabung dengan pasukan Rusia di Ukraina.
Publik Ukraina menyebut orang-orang Chechnya termasuk di antara pasukan invasi Rusia "yang paling brutal".
Mereka dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, antara lain penyiksaan dan eksekusi mati.
Namun Ramzan Kadyrov secara bangga mengunggah video pertempuran anak buahnya di Ukraina ke Telegram, sebagai bukti perjuangan kelompoknya di Ukraina demi Rusia.
"Milisi Chechnya pada suatu ketika menembakkan senjata ke segala arah. Pada saat yang sama tahanan Ukraina berlutut dengan tatapan kosong. Beberapa jenazah tahanan lalu terlihat," kata dia dalam sebuah rekaman di akun media sosialnya, seperti yang dikabarkan kantor berita AFP.
Kadyrov membuat klaim bahwa anak buahnya memerangi "Nazi Kyiv". Ini adalah narasi yang sama yang dibuat pemerintah Rusia.
Baca juga: Rusia: Eropa Tak Akan Bisa Bertahan Lebih dari Sepekan Tanpa Gas Moskwa