Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-50 Serangan Rusia ke Ukraina, Kapal Perang Rusia Tenggelam, Ukraina Serang Wilayah Rusia

Kompas.com - 15/04/2022, 06:25 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Parlemen Ukraina mendukung resolusi yang mengakui tindakan militer Rusia di negara itu sebagai "genosida".

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-47 Serangan Rusia ke Ukraina, Prospek Perdamaian Suram, AS-Eropa Bergerak Kirim Lebih Banyak Senjata

Cuaca buruk dapat membantu Ukraina

Cuaca hujan di wilayah Donbass, Ukraina timur dapat mendukung tentara negara itu dalam perjuangannya melawan invasi pasukan Rusia, yang sedang mempersiapkan serangan yang lebih kuat di zona itu.

Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Pentagon.

"Fakta bahwa tanahnya lebih lunak akan mempersulit mereka (pasukan Rusia) untuk melakukan apa pun di luar jalan raya beraspal," kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Diversifikasi ekspor energi Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan diversifikasi ekspor energi ke Asia, sambil menuduh negara-negara Eropa mengacaukan pasar dengan menghentikan pengiriman Rusia.

Putin mengatakan pada pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi tentang sektor energi, Rusia harus melanjutkan ke arah yang telah diambilnya dalam beberapa tahun terakhir dan selangkah demi selangkah, mengalihkan arah ekspor ke pasar yang tumbuh cepat di Selatan dan Timur.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-46 Serangan Rusia ke Ukraina, Jenderal Baru Rusia di Ukraina, Bandara Utama di Dnipro Hancur

Kedutaan Perancis kembali ke Kyiv

Perancis mengatakan kedutaan besarnya di Ukraina akan kembali ke ibu kota Kyiv dari kota barat Lviv, di mana mereka telah dipindahkan pada awal Maret setelah invasi Rusia.

"Penempatan kembali ini akan segera terjadi dan akan memungkinkan Perancis untuk memperdalam dukungannya untuk Ukraina lebih jauh di semua bidang untuk menghadapi perang yang dilancarkan oleh Rusia pada 24 Februari," kata Kementerian Luar Negeri perancis.

Sudah capai 4,7 juta pengungsi

Lebih dari 4,7 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara mereka dalam 50 hari sejak invasi Rusia, kata PBB.

Ukraina dituduh melakukan serangan di Rusia

Kyiv menolak klaim Moskwa bahwa mereka telah melakukan serangan di tanah Rusia.

Pusat Penanggulangan Disinformasi Pemerintah Ukraina menuduh Dinas Intelijen Rusia menerapkan rencana untuk melakukan serangan teroris di wilayahnya sendiri untuk membangkitkan histeria anti-Ukraina di Rusia.

Dilansir dari Reuters, para pejabat Rusia pada Kamis, mengatakan helikopter Ukraina telah menyerang bangunan tempat tinggal dan melukai tujuh orang di wilayah Bryansk.

Gubernur wilayah Belgorod mengatakan desa-desa di sana juga diserang dan satu orang terluka.

Disebutkan ada dua serangan yang diklaim di kota Bryansk, Rusia barat, tetapi tidak ada tentang serangan udara.

"Pada 14 April 2022, menggunakan dua helikopter tempur yang dilengkapi dengan senjata ofensif berat, personel militer Angkatan Bersenjata Ukraina secara ilegal memasuki wilayah udara Federasi Rusia," kata komite investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Bergerak di ketinggian rendah, mereka melakukan setidaknya enam serangan udara terhadap bangunan tempat tinggal di desa Klimovo," katanya.

Menurut pernyataan itu, enam bangunan rusak dan tujuh orang terluka.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan RUsia mengatakan dua orang terluka parah, lapor kantor berita RIA.

Otoritas regional Bryansk menutup sekolah karena takut akan terjadi pemogokan lebih lanjut, lapor kantor berita TASS.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-45 Serangan Rusia ke Ukraina, Mokswa Disebut Pakai Rudal Balistik Serang Kramatorsk, PM Inggris Bertemu Zelensky

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com