"Saya mengamati situasi dengan cermat, dan berharap hari-hari mendatang tetap terkendali dari semua sisi, mengingat stabilitas dan bantuan ekonomi sangat dibutuhkan bagi mereka yang menderita," cuitnya.
Mantan utusan Inggris yang berkuasa kolonial menyatakan keprihatinan yang sama. Sementara misi Uni Eropa mengatakan "sangat mendesak bagi pihak berwenang Sri Lanka untuk melindungi hak-hak demokratis semua warga negara, termasuk hak untuk berkumpul secara bebas dan perbedaan pendapat, yang harus dilakukan secara damai".
Baca juga: Sri Lanka Krisis Kertas, Koran Setop Cetak, Paper Test Sekolah Dibatalkan
Spesialis perdagangan perjalanan mengatakan keadaan darurat bisa menjadi pukulan baru bagi harapan kebangkitan pariwisata negara Asia Selatan itu. Pasalnya tarif asuransi biasanya naik ketika sebuah negara mengumumkan keadaan darurat nasional terkait keamanan.
"Ada laporan serangan sporadis di rumah-rumah politisi pemerintah," kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa seorang legislator partai yang berkuasa dipukul dengan telur di sebuah acara publik di distrik pusat Badulla pada Jumat (1/4/2022).
Di resor bukit terdekat Nuwara Eliya, pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-Rajapaksa dan menghalangi istri Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, Shiranthi, untuk membuka pameran bunga tahunan.
Kerusuhan Kamis (31/3/2022) malam di luar rumah pribadi presiden membuat ratusan orang menuntut dia mundur.
Baca juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Warga Tewas Saat Antre Bahan Bakar Minyak
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Orang gila, orang gila, pergi", sebelum polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air.
Kerumunan massa berubah menjadi kekerasan, membakar dua bus militer, sebuah jip polisi dan kendaraan lainnya, dan melemparkan batu bata ke petugas.
Polisi menangkap 53 pengunjuk rasa, sebelum 21 dari mereka dibebaskan dengan jaminan Jumat (1/4/2022) malam, kata pejabat pengadilan. Lainnya masih ditahan tetapi belum didakwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.