Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Mengkritik Putin atas Serangan ke Ukraina

Kompas.com - 02/04/2022, 21:05 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

VALLETTA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus untuk pertama kalinya secara implisit mengkritik Presiden Vladimir Putin atas invasi Rusia ke Ukraina, dengan mengatakan "penguasa" mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.

"Sekali lagi, beberapa penguasa, sayangnya terperangkap dalam klaim anakronistik dari kepentingan nasionalis, memprovokasi dan mengobarkan konflik, sedangkan orang biasa merasakan masa depan yang tak tentu," kata Pemimpin Gereka Katolik Roma itu.

Suara Paus Fransiskus kuat meski hanya duduk untuk menyampaikan pidatonya pada Sabtu (2/4/2022) kepada pejabat Malta, setelah tiba di negara kepulauan Mediterania untuk kunjungan dua hari.

Baca juga: Sekutu Putin: Produk Pertanian Rusia Hanya Dipasok ke Negara Sahabat

Selama ini Paus Fransiskus hanya menyebut Rusia secara langsung dalam doa, seperti saat acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret.

"Sekarang di malam perang yang menimpa umat manusia, jangan biarkan mimpi perdamaian memudar!" katanya, Sabtu (1/4/2022) dikutip dari Rueters.

Dia juga kembali mengkritik industri persenjataan dan menyatakan keresahan pada memudarnya antusiasme untuk perdamaian yang muncul setelah Perang Dunia Kedua.

Benturan kepentingan dan ideologi menurutnya telah "muncul kembali dengan kuat dalam bujukan otokrasi, bentuk-bentuk baru imperialisme (dan) agresivitas yang meluas. ."

Moskwa mengatakan tindakan yang diluncurkan pada 24 Februari adalah "operasi militer khusus", yang dirancang tidak untuk menduduki wilayah tetapi untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.

Namun Pemimpin Gereja Katolik Roma itu secara terbuka menolak terminologi itu, dan menyebut serangan ke Ukraina sebagai perang.

Baca juga: Popularitas Putin Meningkat, 83 Persen Warga Rusia Dukung Invasi ke Ukraina

"Dari timur Eropa, dari negeri matahari terbit, bayang-bayang gelap perang kini telah menyebar. Kami mengira bahwa invasi ke negara lain, pertempuran jalanan yang biadab, dan ancaman atom adalah kenangan suram dari masa lalu yang jauh," kata Paus ke-266 itu.

"Namun, angin dingin perang, yang hanya membawa kematian, kehancuran, dan kebencian, telah menyapu kehidupan banyak orang dan mempengaruhi kita semua."

Undangan ke Kyiv

Sebelumnya, ketika ditanya oleh seorang reporter di pesawatnya apakah dia sedang mempertimbangkan undangan untuk mengunjungi Kyiv, paus menjawab: "Ya, itu ada di atas meja (sebagai pertimbangan)". Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Paus Fransiskus diundang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Wali Kota Kyiv Vitaliy Klitschko, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk dari Gereja Katolik Ritus Bizantium Ukraina dan duta besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash.

Dia telah berbicara di telepon dengan Zelenskiy dan Shevchuk.

Baca juga: Inggris dan AS Sebut Putin Disesatkan Penasihatnya Sendiri, Ini Jawaban Kremlin

Pemimpin berusia 85 tahun itu juga mengutuk korupsi di Malta, di mana klaim korupsi, penyimpangan keuangan, dan nepotisme telah mendominasi narasi politik pulau itu selama sebagian besar dekade terakhir.

“Semoga selalu tumbuh legalitas dan transparansi yang memungkinkan pemberantasan korupsi dan kriminalitas,” ujarnya.

Untuk pertama kalinya dalam 36 perjalanannya ke luar negeri, rasa sakit di lututnya memaksanya menggunakan lift barang untuk naik ke pesawat di Roma dan turun di Valletta, kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni .

Paus, yang tertatih-tatih saat berjalan di istana kepresidenan Malta, mengecam keras apa yang disebutnya sebagai "agresi yang tidak dapat dibenarkan, dan mengecam kekejaman" dalam perang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com