Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Gajah di Sri Lanka Mati Setelah Makan Sampah Plastik

Kompas.com - 15/01/2022, 10:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber VOA News

SRI LANKA, KOMPAS.com - Konservasionis dan dokter hewan memperingatkan bahwa sampah plastik di tempat pembuangan sampah (TPS) terbuka di Sri Lanka timur telah membunuh gajah-gajah di wilayah tersebut.

Pada akhir pekan lalu, mereka menemukan ada dua lagi gajah yang mati.

Diberitakan VOA News, Jumat (14/1/2022), total ada sekitar 20 gajah yang telah mati selama 8 tahun terakhir setelah memakan sampah plastik di TPS di desa Pallakkadu di distrik Ampara, sekitar 210 kilometer di timur ibukota, Kolombo.

Baca juga: Terbangkan Layangan Besar saat Angin Kencang, Pria Sri Lanka Ini Malah Ikut Terbang

Menurut Dokter Hewan Satwa Liar Nihal Pushpakumara, hasil pemeriksaan hewan yang mati menunjukkan bahwa mereka telah menelan sejumlah besar plastik yang tidak dapat terurai yang ditemukan di tempat pembuangan sampah.

"Polythene, pembungkus makanan, plastik, non-digestible lainnya dan air adalah satu-satunya hal yang bisa kita lihat di post mortem. Makanan normal yang dimakan dan dicerna gajah tidak jelas," katanya.

Gajah sebenarnya dihormati di Sri Lanka, tetapi hewan ini kini juga terancam punah.

Berdasarkan data sensus gajah pertama di negara itu, jumlah hewan raksasa tersebut dilaporkan telah berkurang dari sekitar 14.000 pada abad ke-19 menjadi 6.000 pada tahun 2011.

Mereka semakin rentan karena hilangnya dan degradasi habitat alami mereka.

Banyak gajah yang menjelajah lebih dekat ke pemukiman manusia untuk mencari makanan, dan beberapa dibunuh oleh pemburu liar atau petani yang marah karena kerusakan tanaman mereka.

Baca juga: Iran Setuju Sri Lanka Bayar Utang Minyak Rp 3,5 Triliun dengan Teh

Gajah lapar pada akhirnya mencari sampah di tempat pembuangan sampah, memakan plastik serta benda tajam yang merusak sistem pencernaan mereka.

"Gajah-gajah itu kemudian berhenti makan dan menjadi terlalu lemah untuk menjaga tubuhnya yang berat tetap tegak. Ketika itu terjadi, mereka tidak dapat mengonsumsi makanan atau air, yang mempercepat kematian mereka," jelas Pushpakumara.

Pada 2017, Pemerintah Sri Lanka mengumumkan akan mendaur ulang sampah di tempat pembuangan dekat zona satwa liar untuk mencegah gajah mengonsumsi sampah plastik.

Pemerintah juga mengatakan pagar listrik akan didirikan di sekitar lokasi untuk menjauhkan hewan-hewan itu.

Namun keduanya belum sepenuhnya dilaksanakan.

Ada 54 tempat pembuangan sampah di zona satwa liar di seluruh negeri, dengan sekitar 300 gajah berkeliaran di dekat mereka, menurut para pejabat.

Halaman:
Sumber VOA News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com