Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoon Suk Yeol, Presiden Baru Korea Selatan Berjuluk Trump Versi Korsel

Kompas.com - 13/03/2022, 14:03 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Yoon Suk Yeol juga memuji pemimpin diktator seperti yang sering diucapkan Trump. Lulusan universitas bergengsi Seoul National University (SNU) ini terpaksa meminta maaf setelah memuji mantan presiden Korsel Chun Doo Hwan.

Chun adalah mantan diktator yang memerintah Korsel dengan tangan besi dari 1980 hingga 1988. Rezimnya bertanggung jawab terhadap sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, termasuk pembantaian warga sipil di kota Gwangju.

Yoon Suk Yeol dalam kampanyenya juga sering merendahkan warga asing dan kaum minoritas seperti yang kerap dilakukan Trump.

Baca juga: Yoon Suk Yeol, Presiden Baru Korea Selatan Pasca-pemilu yang Memecah Belah

Mengguncang status quo

Kontroversi-kontroversi itu tidak menghalangi langkah Yoon Suk Yeol menuju Blue House, istana kepresidenan Korsel.

Pemilih Korsel menilai Yoon Suk Yeol adalah sosok yang jujur, adil, dan dapat dipercaya di tengah merebaknya skandal demi skandal korupsi, kolusi, dan nepotisme di pemerintahan Presiden Moon Jae In.

Sepanjang kariernya sebagai jaksa, Yoon Suk Yeol telah mengusut dan memenjarakan nama-nama besar tanpa pandang bulu, termasuk dua mantan presiden dari partainya sendiri yakni Lee Myung Bak dan Park Geun Hye.

Sering disebut sebagai sosok keadilan, Yoon Suk Yeol memilih mundur dari Jaksa Agung dan maju sebagai calon presiden setelah upayanya mengusut rangkaian skandal mantan menteri kehakiman Cho Kuk dihalangi oleh pemerintahan Moon.

Baca juga: Dari Skandal hingga Rudal, Sederet Isu Menanti Tanggapan Presiden Korea Selatan yang Baru

Rakyat Korsel meradang dengan nepotisme kepresidenan Moon dan menjadikan Yoon Suk Yeol sebagai pahlawan baru mereka. Padahal, Moon terpilih sebagai presiden pada 2017 karena janjinya membentuk pemerintahan yang bersih dan berpihak kepada rakyat.

Lunturnya popularitas Moon ditambah meroketnya harga perumahan disertai skandal korupsi permukiman membuka pintu bagi Yoon Suk Yeol untuk mengguncang status quo yang diwakili para elite establishment politik Korsel.

Popularitas Yoon Suk Yeol pun menjulang. Menang sangat tipis di pilpres Korsel 2022 seperti Trump, kini ia mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai presiden baru Korea Selatan sampai lima tahun ke depan.

Baca juga: Skandal Pilpres Korea Selatan: Istri Kandidat Presiden Minta Maaf Usai Dituduh Ambil Keuntungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com